Delapan Singa Positif COVID-19 di Kebun Binatang India
loading...
A
A
A
NEW DELHI - Delapan singa Asia di kebun binatang India telah terjangkit virus corona, menurut pengumuman pemerintah.
Pemerintah India menyatakan tidak ada bukti bahwa hewan dapat menularkan penyakit tersebut ke manusia.
Otoritas kebun binatang di negara bagian selatan Hyderabad, India, berbagi sampel dengan laboratorium penelitian pemerintah pada 24 Maret setelah singa-singa tersebut menunjukkan tanda-tanda gangguan pernapasan.
Hasil tes datang di tengah lonjakan besar infeksi virus corona di antara manusia di India.
“Berdasarkan pengalaman hewan kebun binatang di tempat lain di dunia yang pernah mengalami SARS-COV2 positif tahun lalu, tidak ada bukti faktual bahwa hewan dapat menularkan penyakit lebih jauh kepada manusia,” ungkap Kementerian Lingkungan Hidup, Hutan dan Perubahan Iklim India.
“Taman Zoologi Nehru sekarang telah ditutup,” ungkap pernyataan pemerintah India.
India telah melaporkan lebih dari 300.000 infeksi COVID-19 setiap hari selama 13 hari berturut-turut dan sekarang telah mencatat 20 juta kasus positif, jumlah tertinggi kedua di dunia setelah Amerika Serikat.
Pemerintah India menyatakan tidak ada bukti bahwa hewan dapat menularkan penyakit tersebut ke manusia.
Otoritas kebun binatang di negara bagian selatan Hyderabad, India, berbagi sampel dengan laboratorium penelitian pemerintah pada 24 Maret setelah singa-singa tersebut menunjukkan tanda-tanda gangguan pernapasan.
Hasil tes datang di tengah lonjakan besar infeksi virus corona di antara manusia di India.
“Berdasarkan pengalaman hewan kebun binatang di tempat lain di dunia yang pernah mengalami SARS-COV2 positif tahun lalu, tidak ada bukti faktual bahwa hewan dapat menularkan penyakit lebih jauh kepada manusia,” ungkap Kementerian Lingkungan Hidup, Hutan dan Perubahan Iklim India.
“Taman Zoologi Nehru sekarang telah ditutup,” ungkap pernyataan pemerintah India.
India telah melaporkan lebih dari 300.000 infeksi COVID-19 setiap hari selama 13 hari berturut-turut dan sekarang telah mencatat 20 juta kasus positif, jumlah tertinggi kedua di dunia setelah Amerika Serikat.
(sya)