'Tsunami' COVID India, yang Sabotase Oksigen Akan Digantung!
Senin, 26 April 2021 - 12:03 WIB
Pengadilan Tinggi mengatakan kepada pemerintah Delhi untuk memberikan satu contoh siapa yang menghalangi pasokan oksigen dan berkata, "kami akan gantung orang itu".
"Kami tidak akan mengampuni siapa pun," lanjut pihak pengadilan seperti dikutip NDTV, Minggu (25/4/2021) .
Pengadilan juga meminta pemerintah negara bagian untuk memberi tahu pusat juga tentang para pejabat yang diduga menghalangi suplai oksigen medis sehingga dapat mengambil tindakan terhadap mereka.
"Kapan Delhi akan mendapatkan 480 metrik ton? Tolong beri tahu kami," tanya pengadilan saat mendengar petisi Rumah Sakit Maharaja Agrasen.
"Kami menyebutnya gelombang, ini sebenarnya tsunami," lanjut pengadilan, dan menanyakan kepada pusat tentang kesiapsiagaan dalam hal infrastruktur, rumah sakit, tenaga medis, obat-obatan, vaksin, dan oksigen sampai saat ini.
Dalam sidang hari Sabtu, pemerintah pusat sebelumnya menyalahkan pemerintah AAP [Aam Aadmi Party, partai berkuasa di Delhi].
"Negara-negara sedang mengatur dari kapal tanker hingga segalanya. Kami hanya membantu mereka. Tapi di Delhi, semuanya diserahkan pada kami. Pejabat Delhi harus melakukan tugas mereka," kata pemerintah pusat.
"Saya tahu tanggung jawab saya. Saya tahu banyak hal tetapi tidak mengatakan apa-apa. Mari kita coba dan jangan menangis," kata Jaksa Agung Tushar Mehta menanggapi keluhan pengacara pemerintah Delhi Rahul Mehra bahwa pusat itu tidak mematuhi pedoman untuk alokasi oksigen.
Mengutip laporan realtime worldometers.info, pada pukul 11.50, Senin (26/4/2021), tercatat kasus COVID-19 di India mencapai 17.313.163 termasuk 6.863 kasus baru. Sebanyak 195.123 orang meninggal dan sebanyak 14.304.382 pasien sembuh.
"Kami tidak akan mengampuni siapa pun," lanjut pihak pengadilan seperti dikutip NDTV, Minggu (25/4/2021) .
Pengadilan juga meminta pemerintah negara bagian untuk memberi tahu pusat juga tentang para pejabat yang diduga menghalangi suplai oksigen medis sehingga dapat mengambil tindakan terhadap mereka.
"Kapan Delhi akan mendapatkan 480 metrik ton? Tolong beri tahu kami," tanya pengadilan saat mendengar petisi Rumah Sakit Maharaja Agrasen.
"Kami menyebutnya gelombang, ini sebenarnya tsunami," lanjut pengadilan, dan menanyakan kepada pusat tentang kesiapsiagaan dalam hal infrastruktur, rumah sakit, tenaga medis, obat-obatan, vaksin, dan oksigen sampai saat ini.
Dalam sidang hari Sabtu, pemerintah pusat sebelumnya menyalahkan pemerintah AAP [Aam Aadmi Party, partai berkuasa di Delhi].
"Negara-negara sedang mengatur dari kapal tanker hingga segalanya. Kami hanya membantu mereka. Tapi di Delhi, semuanya diserahkan pada kami. Pejabat Delhi harus melakukan tugas mereka," kata pemerintah pusat.
"Saya tahu tanggung jawab saya. Saya tahu banyak hal tetapi tidak mengatakan apa-apa. Mari kita coba dan jangan menangis," kata Jaksa Agung Tushar Mehta menanggapi keluhan pengacara pemerintah Delhi Rahul Mehra bahwa pusat itu tidak mematuhi pedoman untuk alokasi oksigen.
Mengutip laporan realtime worldometers.info, pada pukul 11.50, Senin (26/4/2021), tercatat kasus COVID-19 di India mencapai 17.313.163 termasuk 6.863 kasus baru. Sebanyak 195.123 orang meninggal dan sebanyak 14.304.382 pasien sembuh.
tulis komentar anda