Turki Tak Terima Perdana Menteri Italia Sebut Erdogan Diktator
Kamis, 15 April 2021 - 05:04 WIB
"Di saat kami berharap hubungan Turki-Italia bisa mencapai titik yang baik, dengan membuat pernyataan ini, pria bernama Draghi ini sayangnya telah merusak hubungan di antara kita," papar dia.
“Anda sampai di sana dengan ditunjuk, Anda tidak terpilih (lewat pemilu). Agar Anda dapat membuat pernyataan seperti itu tentang Tayyip Erdogan, Anda harus terlebih dahulu mengetahui sejarah Anda sendiri. Tetapi, kami melihat bahwa Anda tidak demikian,” tutur Erdogan, dengan merujuk pada diktator fasis Italia Benito Mussolini.
Draghi adalah mantan presiden Bank Sentral Eropa yang tidak menjadi PM melalui pemilu tetapi direkrut oleh presiden Italia pada Februari untuk memimpin pemerintahan baru setelah koalisi sebelumnya runtuh di tengah pertikaian partai.
Von der Leyen dan Presiden Dewan Eropa Charles Michel bertemu Erdogan di Ankara pekan lalu dan menyampaikan keprihatinan Uni Eropa tentang catatan Turki terkait hak asasi manusia (HAM).
Pada pertemuan tersebut, von der Leyen jelas terkejut ketika kedua pria itu duduk di dua kursi yang disiapkan, menempatkan dia ke sofa yang berdekatan.
Hubungan antara sekutu NATO Turki dan Italia sebagian besar positif dalam beberapa tahun terakhir.
Keduanya mengadakan pembicaraan tentang konflik di Libya, ketegangan di Mediterania timur, dan kerja sama pertahanan.
Tetapi hubungan yang lebih luas antara Ankara dan UE telah lama tegang, terutama setelah kudeta yang gagal di Turki pada 2016 yang memicu tindakan keras yang menyebabkan penangkapan ribuan orang.
“Anda sampai di sana dengan ditunjuk, Anda tidak terpilih (lewat pemilu). Agar Anda dapat membuat pernyataan seperti itu tentang Tayyip Erdogan, Anda harus terlebih dahulu mengetahui sejarah Anda sendiri. Tetapi, kami melihat bahwa Anda tidak demikian,” tutur Erdogan, dengan merujuk pada diktator fasis Italia Benito Mussolini.
Draghi adalah mantan presiden Bank Sentral Eropa yang tidak menjadi PM melalui pemilu tetapi direkrut oleh presiden Italia pada Februari untuk memimpin pemerintahan baru setelah koalisi sebelumnya runtuh di tengah pertikaian partai.
Von der Leyen dan Presiden Dewan Eropa Charles Michel bertemu Erdogan di Ankara pekan lalu dan menyampaikan keprihatinan Uni Eropa tentang catatan Turki terkait hak asasi manusia (HAM).
Pada pertemuan tersebut, von der Leyen jelas terkejut ketika kedua pria itu duduk di dua kursi yang disiapkan, menempatkan dia ke sofa yang berdekatan.
Hubungan antara sekutu NATO Turki dan Italia sebagian besar positif dalam beberapa tahun terakhir.
Keduanya mengadakan pembicaraan tentang konflik di Libya, ketegangan di Mediterania timur, dan kerja sama pertahanan.
Tetapi hubungan yang lebih luas antara Ankara dan UE telah lama tegang, terutama setelah kudeta yang gagal di Turki pada 2016 yang memicu tindakan keras yang menyebabkan penangkapan ribuan orang.
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda