Menlu Iran: Sanksi dan Sabotase Tak Akan Paksa Kami Bernegosiasi
Rabu, 14 April 2021 - 23:01 WIB
TEHERAN - Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran Mohammad Javad Zarif mengatakan sanksi dan upaya sabotase tidak akan menciptakan peluang negosiasi dengan Amerika Serikat (AS) mengenai kesepakatan nuklir, tapi membuat masalah jadi lebih rumit.
“Pernyataan itu muncul dalam pertemuan antara Zarif dan Menlu Rusia Sergey Lavrov di ibu kota Teheran, kemarin, sebagai tanggapan atas serangan terhadap fasilitas nuklir Natanz,” ungkap laporan televisi pemerintah Iran.
Dalam pertemuan tersebut, kedua pihak membahas masalah regional dan internasional, termasuk perjanjian kerja sama jangka panjang antara Teheran dan Moskow, kesepakatan nuklir, dan sanksi yang diberlakukan terhadap Teheran.
"Amerika Serikat harus tahu bahwa sanksi dan tindakan sabotase tidak akan memberikan kesempatan untuk negosiasi. Tindakan ini hanya akan memperumit masalah bagi mereka," ungkap Zarif.
Dia menyatakan fasilitas nuklir Natanz akan segera menggunakan sentrifugal yang lebih canggih daripada yang rusak dalam serangan akhir pekan ini.
“Dengan melancarkan serangan itu, Tel Aviv berpikir bahwa itu akan melemahkan posisi Iran dalam negosiasi nuklir. Serangan itu akan membuat Iran semakin kuat,” tutur Zarif.
“Pernyataan itu muncul dalam pertemuan antara Zarif dan Menlu Rusia Sergey Lavrov di ibu kota Teheran, kemarin, sebagai tanggapan atas serangan terhadap fasilitas nuklir Natanz,” ungkap laporan televisi pemerintah Iran.
Dalam pertemuan tersebut, kedua pihak membahas masalah regional dan internasional, termasuk perjanjian kerja sama jangka panjang antara Teheran dan Moskow, kesepakatan nuklir, dan sanksi yang diberlakukan terhadap Teheran.
"Amerika Serikat harus tahu bahwa sanksi dan tindakan sabotase tidak akan memberikan kesempatan untuk negosiasi. Tindakan ini hanya akan memperumit masalah bagi mereka," ungkap Zarif.
Dia menyatakan fasilitas nuklir Natanz akan segera menggunakan sentrifugal yang lebih canggih daripada yang rusak dalam serangan akhir pekan ini.
“Dengan melancarkan serangan itu, Tel Aviv berpikir bahwa itu akan melemahkan posisi Iran dalam negosiasi nuklir. Serangan itu akan membuat Iran semakin kuat,” tutur Zarif.
Lihat Juga :
tulis komentar anda