Serbuan 'Monster' Laut Paksa Korsel Matikan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
Kamis, 08 April 2021 - 15:27 WIB
SEOUL - Dua reaktor Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Hanul di Korea Selatan (Korsel) harus ditutup karena invasi salp. Salpadalah makhluk laut yangmirip dengan ubur-ubur.
Makhluk itu diketahui telah memblokir sistem air yang digunakan untuk mendinginkan reaktor No. 1 dan No. 2 untuk kedua kalinya dalam tiga minggu, yang memaksa negara itu untuk mematikan pembangkit listrik berkekuatan 1,9 gigawatt itu.
"Kami belum bisa mengatakan apakah lonjakan salp disebabkan oleh perubahan iklim atau faktor lain," kata Youn Seok-hyun, seorang ilmuwan peneliti di Institut Nasional Ilmu Perikanan.
"Ini harus dianggap sebagai fenomena sementara, kecuali jika kita melihat peningkatan terus menerus selama dekade berikutnya," sambungnya, seperti dilansir Sputnik pada Kamis (8/4/2021).
Hal serupa pernah terjadi pada bulan Maret dan berlangsung selama lebih dari seminggu, merugikan Seoul jutaan dolar, karena memaksa offline hampir 10 persen dari keseluruhan kapasitas tenaga nuklir negara itu.
Jumlah salp biasanya meningkat drastis pada bulan Juni, atau ketika memasuki musim panas. Tapi, menurut Institut Sains dan Teknologi Kelautan Korea, tahun ini, bagaimanapun, populasi mereka meningkat pada bulan Maret karena arus hangat yang lebih awal dari biasanya.
Makhluk itu diketahui telah memblokir sistem air yang digunakan untuk mendinginkan reaktor No. 1 dan No. 2 untuk kedua kalinya dalam tiga minggu, yang memaksa negara itu untuk mematikan pembangkit listrik berkekuatan 1,9 gigawatt itu.
"Kami belum bisa mengatakan apakah lonjakan salp disebabkan oleh perubahan iklim atau faktor lain," kata Youn Seok-hyun, seorang ilmuwan peneliti di Institut Nasional Ilmu Perikanan.
"Ini harus dianggap sebagai fenomena sementara, kecuali jika kita melihat peningkatan terus menerus selama dekade berikutnya," sambungnya, seperti dilansir Sputnik pada Kamis (8/4/2021).
Hal serupa pernah terjadi pada bulan Maret dan berlangsung selama lebih dari seminggu, merugikan Seoul jutaan dolar, karena memaksa offline hampir 10 persen dari keseluruhan kapasitas tenaga nuklir negara itu.
Jumlah salp biasanya meningkat drastis pada bulan Juni, atau ketika memasuki musim panas. Tapi, menurut Institut Sains dan Teknologi Kelautan Korea, tahun ini, bagaimanapun, populasi mereka meningkat pada bulan Maret karena arus hangat yang lebih awal dari biasanya.
(esn)
tulis komentar anda