Rusia Suarakan Dukungan untuk Raja Yordania di Tengah Upaya Kudeta
Senin, 05 April 2021 - 23:01 WIB
MOSKOW - Rusia menyatakan dukungan untuk otoritas Yordania dan Raja Abdullah II setelah dugaan upaya kudeta oleh mantan putra mahkota dan sejumlah pejabat tinggi.
Sikap Rusia itu diungkapkan dalam laporan kantor berita Anadolu.
"Moskow memantau dengan cermat situasi di Yordania," ungkap pernyataan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Rusia.
"Kami menyatakan dukungan kami untuk upaya otoritas sah Yordania dan secara pribadi Raja Abdullah II Bin Al-Hussein. Kami menegaskan kesiapan kami yang berkelanjutan untuk terus bekerja sama dengan Amman untuk memperkuat hubungan Rusia-Yordania yang secara tradisional bersahabat untuk kepentingan rakyat dua negara kami dan untuk kepentingan perdamaian serta keamanan di kawasan Timur Tengah," papar Kemlu Rusia.
Pada Sabtu, mantan Putra Mahkota Yordania Hamzah bin Al-Hussein dan mantan kepala Pengadilan Kerajaan Yordania Bassem Ibrahim Awadallah dilaporkan ditahan bersama sekitar 20 orang dengan alasan mereka "mengancam stabilitas Yordania."
Dalam pernyataan, Ketua Kepala Staf Gabungan Yordania Mayor Jenderal Yousef Huneiti membantah kabar bahwa mantan putra mahkota itu ditahan atau menjadi tahanan rumah.
Sikap Rusia itu diungkapkan dalam laporan kantor berita Anadolu.
"Moskow memantau dengan cermat situasi di Yordania," ungkap pernyataan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Rusia.
"Kami menyatakan dukungan kami untuk upaya otoritas sah Yordania dan secara pribadi Raja Abdullah II Bin Al-Hussein. Kami menegaskan kesiapan kami yang berkelanjutan untuk terus bekerja sama dengan Amman untuk memperkuat hubungan Rusia-Yordania yang secara tradisional bersahabat untuk kepentingan rakyat dua negara kami dan untuk kepentingan perdamaian serta keamanan di kawasan Timur Tengah," papar Kemlu Rusia.
Pada Sabtu, mantan Putra Mahkota Yordania Hamzah bin Al-Hussein dan mantan kepala Pengadilan Kerajaan Yordania Bassem Ibrahim Awadallah dilaporkan ditahan bersama sekitar 20 orang dengan alasan mereka "mengancam stabilitas Yordania."
Dalam pernyataan, Ketua Kepala Staf Gabungan Yordania Mayor Jenderal Yousef Huneiti membantah kabar bahwa mantan putra mahkota itu ditahan atau menjadi tahanan rumah.
tulis komentar anda