Bakal Latihan Bersama Jepang di Laut China Selatan, Tanda RI Menjauh dari China?
Selasa, 30 Maret 2021 - 15:18 WIB
Jepang menyumbangkan kapal patroli ke Indonesia pada Februari tahun lalu, tetapi Sambhi mengatakan lebih dari itu akan dibutuhkan untuk menutupi perairan yang luas di Indonesia.
“Kepala Badan Keamanan Laut tahun lalu mengatakan bahwa mereka hanya memiliki 10 kapal [patroli] dan bahwa mereka membutuhkan 77 kapal, jadi angka-angka itu dengan sendirinya merupakan sinyal langsung tentang betapa bermanfaatnya segala jenis peningkatan bagi Indonesia,” paparnya.
Rincian latihan militer bersama belum diumumkan. In Storey, senior fellow dan co-editor jurnal Contemporary Southeast Asia di ISEAS-Yusof Ishak Institute di Singapura, mengatakan latihan bersama itu kemungkinan besar akan berlangsung di dalam zona ekonomi eksklusif (ZEE) Indonesia.
“Ini menegaskan tekad Indonesia untuk melindungi hak kedaulatannya, terutama di perairan sekitar Kepulauan Natuna,” ujarnya.
Jepang dan Indonesia telah melakukan latihan maritim di ZEE terakhir pada Oktober tahun lalu, yang melibatkan kapal induk helikopter dan kapal perusak serbaguna di lepas pantai barat Kepulauan Natuna.
Storey mengatakan latihan yang akan datang akan menggarisbawahi kesiapan Jepang untuk meningkatkan dukungan pembangunan kapasitasnya kepada para negara Asia Tenggara yang memiliki klaim di Laut hina Selatan, di mana Tokyo menjadi semakin khawatir tentang ketegasan Beijing.
Indonesia bukan negara yang terlibat sengketa Laut China Selatan, tetapi sebagian ZEE-nya di sekitar Kepulauan Natuna termasuk dalam sembilan wilayah garis putus-putus Beijing, yang mengklaim sebagian besar jalur perairan yang disengketakan tersebut. Selain China, negara lain yang memiliki klaim di kawasan itu adalah Filipina, Malaysia, Brunei dan Vietnam.
Manila mengajukan protes diplomatik terhadap Beijing awal bulan ini setelah melihat lebih dari 200 kapal China di sekitar Whitsun Reef, yang terletak di ZEE Filipina dan sembilan garis putus-putus China di Laut China Selatan.
Sambhi mengatakan latihan militer bersama Indonesia dan Jepang mungkin bisa menjadi provokatif bagi China jika diadakan di perairan sekitar Kepulauan Natuna. "Prabowo terlibat dalam gerakan yang cukup simbolis dengan Jepang," katanya.
“Kepala Badan Keamanan Laut tahun lalu mengatakan bahwa mereka hanya memiliki 10 kapal [patroli] dan bahwa mereka membutuhkan 77 kapal, jadi angka-angka itu dengan sendirinya merupakan sinyal langsung tentang betapa bermanfaatnya segala jenis peningkatan bagi Indonesia,” paparnya.
Rincian latihan militer bersama belum diumumkan. In Storey, senior fellow dan co-editor jurnal Contemporary Southeast Asia di ISEAS-Yusof Ishak Institute di Singapura, mengatakan latihan bersama itu kemungkinan besar akan berlangsung di dalam zona ekonomi eksklusif (ZEE) Indonesia.
“Ini menegaskan tekad Indonesia untuk melindungi hak kedaulatannya, terutama di perairan sekitar Kepulauan Natuna,” ujarnya.
Jepang dan Indonesia telah melakukan latihan maritim di ZEE terakhir pada Oktober tahun lalu, yang melibatkan kapal induk helikopter dan kapal perusak serbaguna di lepas pantai barat Kepulauan Natuna.
Baca Juga
Storey mengatakan latihan yang akan datang akan menggarisbawahi kesiapan Jepang untuk meningkatkan dukungan pembangunan kapasitasnya kepada para negara Asia Tenggara yang memiliki klaim di Laut hina Selatan, di mana Tokyo menjadi semakin khawatir tentang ketegasan Beijing.
Indonesia bukan negara yang terlibat sengketa Laut China Selatan, tetapi sebagian ZEE-nya di sekitar Kepulauan Natuna termasuk dalam sembilan wilayah garis putus-putus Beijing, yang mengklaim sebagian besar jalur perairan yang disengketakan tersebut. Selain China, negara lain yang memiliki klaim di kawasan itu adalah Filipina, Malaysia, Brunei dan Vietnam.
Manila mengajukan protes diplomatik terhadap Beijing awal bulan ini setelah melihat lebih dari 200 kapal China di sekitar Whitsun Reef, yang terletak di ZEE Filipina dan sembilan garis putus-putus China di Laut China Selatan.
Sambhi mengatakan latihan militer bersama Indonesia dan Jepang mungkin bisa menjadi provokatif bagi China jika diadakan di perairan sekitar Kepulauan Natuna. "Prabowo terlibat dalam gerakan yang cukup simbolis dengan Jepang," katanya.
tulis komentar anda