AS Isyaratkan Akan Uji Tembak Rudal Hipersonik Pertama Kalinya
Selasa, 30 Maret 2021 - 09:52 WIB
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) memberi sejumlah isyarat bahwa Angkatan Udaranya sedang bersiap untuk menguji tembak rudal hipersonik untuk pertama kalinya.
Analisis The Drive menyebutkan rudal hipersonik AGM-183 Air-launch Rapid Response Air Weapon (ARRW) kemungkinan diuji tembak sebelum akhir pekan ini.
Misil hipersonik mampu meluncur dengan kecepatan lebih dari 5 Mach, yang membuat sebagian besar sistem pertahanan rudal tidak berguna. Namun, sejauh ini hanya dua negara yang menguasai teknologi seperti itu—Rusia dan China—yang membuat kekuatan AS rentan.
Menurut laporan The Drive yang diterbitkan 29 Maret, serangkaian tanda dari sumber resmi bahwa orang-orang akan melihat uji coba rudal hipersonik telah dikeluarkan dalam beberapa hari terakhir di dekat Point Mugu Naval Air Station Angkatan Laut AS, di mana banyak rudal Pentagon telah dikembangkan dan diuji.
Contoh tanda atau isyarat itu, misalnya, Administrasi Penerbangan Federal (FAA) AS telah mengeluarkan pemberitahuan kepada penerbang (NOTAM) untuk menghindari area di atas Point Mugu Sea Test Range, area lepas pantai dekat Los Angeles, untuk tanggal 30 Maret hingga 1 April.
Sejumlah peralatan pemantauan khusus juga telah dipindahkan ke wilayah tersebut, termasuk USNS Worthy, kapal instrumentasi jangkauan rudal dengan beberapa kubah besar yang terlihat di San Diego minggu lalu, dan NASA WB-57F, versi pesawat pembom English Electric Canberra yang dimodifikasi dengan berbagai macam sensor untuk pemantauan cuaca, pengambilan sampel udara setelah uji senjata nuklir, dan tugas penelitian lainnya yang diklaim oleh laporan War Zone dapat dikonfigurasi untuk memberikan informasi tentang peluncuran rudal juga.
Berbagai isyarat itu muncul setelah hampir sebulan Angkatan Udara AS (USAF) mengatakan akan menguji tembak rudal hipersonik ARRW dalam waktu kurang dari satu bulan. Jika ada penundaan, itu bukan yang pertama, karena sebelum akhir tahun 2020 lalu uji coba dihentikan.
Dalam siaran pers 5 Maret, USAF mengatakan tes rudal yang akan datang hanya akan dilakukan pada mesin pendorong dan bukan seluruh senjata, yang juga akan mencakup kendaraan luncur hipersonik dan hulu ledak. Rudal itu pada akhirnya akan menggunakan mesin roket untuk meledakkan dirinya sendiri hingga ke tepi luar angkasa sebelum melepaskan diri dan menggunakan kendaraan luncur yang dapat bermanuver untuk terbang ke bawah dan menyerang targetnya dengan kecepatan lebih dari 5.000 mil per jam.
ARRW diharapkan akan dibawa oleh pembom B-52 Stratofortress dan diluncurkan di tengah penerbangan, menjadikannya jenis rudal balistik yang diluncurkan dari udara (ALBM).
Analisis The Drive menyebutkan rudal hipersonik AGM-183 Air-launch Rapid Response Air Weapon (ARRW) kemungkinan diuji tembak sebelum akhir pekan ini.
Misil hipersonik mampu meluncur dengan kecepatan lebih dari 5 Mach, yang membuat sebagian besar sistem pertahanan rudal tidak berguna. Namun, sejauh ini hanya dua negara yang menguasai teknologi seperti itu—Rusia dan China—yang membuat kekuatan AS rentan.
Menurut laporan The Drive yang diterbitkan 29 Maret, serangkaian tanda dari sumber resmi bahwa orang-orang akan melihat uji coba rudal hipersonik telah dikeluarkan dalam beberapa hari terakhir di dekat Point Mugu Naval Air Station Angkatan Laut AS, di mana banyak rudal Pentagon telah dikembangkan dan diuji.
Contoh tanda atau isyarat itu, misalnya, Administrasi Penerbangan Federal (FAA) AS telah mengeluarkan pemberitahuan kepada penerbang (NOTAM) untuk menghindari area di atas Point Mugu Sea Test Range, area lepas pantai dekat Los Angeles, untuk tanggal 30 Maret hingga 1 April.
Sejumlah peralatan pemantauan khusus juga telah dipindahkan ke wilayah tersebut, termasuk USNS Worthy, kapal instrumentasi jangkauan rudal dengan beberapa kubah besar yang terlihat di San Diego minggu lalu, dan NASA WB-57F, versi pesawat pembom English Electric Canberra yang dimodifikasi dengan berbagai macam sensor untuk pemantauan cuaca, pengambilan sampel udara setelah uji senjata nuklir, dan tugas penelitian lainnya yang diklaim oleh laporan War Zone dapat dikonfigurasi untuk memberikan informasi tentang peluncuran rudal juga.
Berbagai isyarat itu muncul setelah hampir sebulan Angkatan Udara AS (USAF) mengatakan akan menguji tembak rudal hipersonik ARRW dalam waktu kurang dari satu bulan. Jika ada penundaan, itu bukan yang pertama, karena sebelum akhir tahun 2020 lalu uji coba dihentikan.
Dalam siaran pers 5 Maret, USAF mengatakan tes rudal yang akan datang hanya akan dilakukan pada mesin pendorong dan bukan seluruh senjata, yang juga akan mencakup kendaraan luncur hipersonik dan hulu ledak. Rudal itu pada akhirnya akan menggunakan mesin roket untuk meledakkan dirinya sendiri hingga ke tepi luar angkasa sebelum melepaskan diri dan menggunakan kendaraan luncur yang dapat bermanuver untuk terbang ke bawah dan menyerang targetnya dengan kecepatan lebih dari 5.000 mil per jam.
ARRW diharapkan akan dibawa oleh pembom B-52 Stratofortress dan diluncurkan di tengah penerbangan, menjadikannya jenis rudal balistik yang diluncurkan dari udara (ALBM).
(min)
tulis komentar anda