Waspada Kekerasan Rasial di AS, Para WNI Diminta Saling Melindungi

Senin, 29 Maret 2021 - 11:05 WIB
Pertemuan virtual KBRI, KJRI se-AS dan masyarakat Indonesia di Amerika Serikat untuk menyikapi maraknya kekerasan bermotif rasial di Amerika Serikat. Foto/KBRI Washington
WASHINGTON - KBRI dan KJRI se- Amerika Serikat (AS)mengambil langkah pro-aktif untuk menyikapi meningkatnya tindak kekerasan, diskriminasi, dan ujaran bermotif rasial yang terjadi akhir-akhir ini di Amerika. Kantor-kantor diplomatik tersebut meminta para warga negara Indonesia ( WNI ) di sana untuk meningkatkan kewaspadaan dan saling melindungi.

Seruan itu muncul dalam pertemuan yang digelar oleh KBRI Washington DC dengan dukungan seluruh KJRI di AS (KJRI Chicago, Houston, Los Angeles, New York, dan San Francisco) bersama perwakilan masyarakat Indonesia se-AS. Pertemuan bertajuk “Bincang-Bincang Virtual Perlindungan Preventif” dengan tema tema “Tindak Kekerasan terhadap Etnis Asia dan Tindak Pidana Penipuan melalui Media Daring” berlangsung Sabtu (27/3/2021) waktu Washington.





Hampir 100 orang perwakilan masyarakat dan diaspora Indonesia dari berbagai kota di seluruh AS, yang terdiri dari unsur tokoh masyarakat, tokoh agama, serta pimpinan dan perwakilan organisasi masyarakat, antusias dan aktif berpartisipasi dalam bincang-bincang virtual selama 1,5 jam tersebut.

Sebagai pembicara utama, Atase Kepolisian KBRI Washington DC, Brigadir Jenderal Polisi Ary Laksmana Widjaja, menekankan pentingnya masyarakat Indonesia di AS untuk mengambil langkah-langkah pre-emptive, preventif, serta berani mengambil aksi ketika dihadapkan dengan tindak kekerasan atau pidana.

“Ayo berani, dan saling melindungi. Apabila menjadi korban kekerasan, minta bantuan warga di sekitar tempat kejadian, dan segera telepon 911. Laporkan juga kepada Perwakilan RI terdekat agar dapat kami bantu secepatnya dan berikan pendampingan,” kata perwira tinggi Polri tersebut, yang sebelumnya pernah bertugas sebagai Atase Kepolisian di KBRI Den Haag, Belanda.

Menambahkan paparan Brigjen Ary, Koordinator Fungsi Protokol dan Konsuler (Protkons) KBRI Washington DC; Gustaav Ferdinandus, menyampaikan bahwa Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI telah menyampaikan permintaan perhatian khusus dan serius dari Pemerintah AS untuk menjamin keselamatan dan keamanan WNI dan masyarakat Indonesia di AS.

“KBRI juga telah menyiapkan pedoman bagi masyarakat Indonesia dalam menyikapi perkembangan situasi keamanan terkini di AS. Selain itu, Perwakilan RI di AS baik KBRI maupun KJRI memiliki hotline yang dapat dihubungi oleh masyarakat Indonesia setiap saat, 7 hari 24 jam,” imbuh Gustaav.

Pada saat menyampaikan sambutan pembukaan, Koordinator Fungsi Penerangan, Sosial dan Budaya (Pensosbud) Yudho Sasongko menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu wujud konkret perlindungan WNI dan masyarakat Indonesia di luar negeri sebagai salah satu prioritas politik luar negeri RI saat ini.

Acara ini mendapat respons sangat positif dari para peserta, yang mengapresiasi upaya KBRI dan KJRI se-AS menjangkau masyarakat secara langsung untuk meningkatkan kewaspadaan di tengah meningkatnya situasi keamanan di AS akhir-akhir ini.

“Terima kasih Pak Ary atas pemaparannya, dan panitia KBRI dan KJRI dalam melakukan diskusi yang sangat penting dan krusial kepada kami semua. Salam sehat dan aman senantiasa!” tulis Esther Sianipar dari Minnesota.



Hal senada juga diungkapkan Vembri Prihardono, perwakilan dari Indonesian Muslim Society in America (IMSA). “Terima kasih sudah memfasilitasi acara yang bermanfaat bagi warga Indonesia di AS,” ujarnya.

Selain melakukan upaya outreach kepada perwakilan komunitas Indonesia, KBRI dan KJRI se-AS sebelumnya juga telah mengadakan pertemuan virtual dengan perwakilan Persatuan Mahasiswa Indonesia di AS (Permias), guna memastikan para mahasiswa dalam kondisi baik di tengah merebaknya isu tindak kekerasan bermotif rasial akhir-akhir ini.

Dialog seperti ini akan terus dilakukan oleh seluruh Perwakilan RI di AS untuk memberikan informasi yang lebih luas kepada masyarakat Indonesia di AS.

Sebelumnya, dua gadis pelajar asal Indonesia jadi sasaran serangan sekelompok perempuan kulit hitam di Amerika. Para korban meyakini ras mereka sebagai penyebab serangan.
(min)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More