AS Seenaknya Uji Rudal tapi Larang Korut, Pyongyang: Ini Logika Gangster!
Sabtu, 27 Maret 2021 - 13:11 WIB
PYONGYANG - Rezim Pyongyang kesal dengan Amerika Serikat (AS) yang mengkritik keras uji tembak rudal Korea Utara (Korut) baru-baru ini. Rezim itu membandingkan Washington yang sesukanya menguji coba rudal dan bahkan mengerahkan aset-aset nuklirnya ke Semenanjung Korea.
Rezim Pyongyang yang dipimpin Kim Jong-un heran dengan Washington yang menolak hak Korea Utara untuk membela diri, bahkan ketika Amerika mengadakan latihan perang di depan pintu negara itu.
“Ini adalah logika seperti gangster bahwa AS diperbolehkan untuk mengirimkan aset nuklir strategis ke semenanjung Korea dan meluncurkan ICBM (rudal balistik antarbenua) kapan pun dia mau tetapi tidak diizinkan untuk DPRK, partainya yang berperang, untuk melakukan bahkan uji coba senjata taktis," kata pejabat senior Korea Utara, Ri Pyong Chol, dalam pernyataannya, Sabtu (27/3/2021).
Komentar itu muncul setelah Presiden AS Joe Biden mengutuk serangkaian peluncuran rudal oleh Pyongyang, dengan yang terbaru uji tembak rudal taktis baru pada hari Kamis.
Biden mengancam dengan bersumpah akan memberikan respons yang sesuai jika Korea Utara memilih untuk meningkatkan destabilisasi.
Membela uji tembak rudal balistik Korut, Ri berargumen bahwa uji coba senjata itu hanyalah sebuah pelaksanaan hak penuh negara berdaulat untuk membela diri. "Mengingat bahwa AS dan sekutunya secara rutin melenturkan otot militer mereka di wilayah ini dengan latihan perang berbahaya dan dengan senang hati mempersenjatai diri dengan senjata canggih," kata Ri, seperti dikutip Russia Today.
Ri menolak spekulasi bahwa uji tembak rudal dimaksudkan untuk mengirim sinyal ke pemerintahan baru AS, meski faktanya uji coba senjata dilakukan ketika Biden melakukan konferensi pers pertamanya di Gedung Putih.
"Kami sama sekali tidak mengembangkan senjata untuk menarik perhatian seseorang atau memengaruhi kebijakannya," kata pejabat itu. Ri, yang menurut media pemerintah Korea Utara, mengawasi peluncuran rudal terbaru, melanjutkan dengan mencela sumpah pembalasan Biden sebagai pelanggaran tersembunyi terhadap hak Korea Utara untuk membela diri.
Rezim Pyongyang yang dipimpin Kim Jong-un heran dengan Washington yang menolak hak Korea Utara untuk membela diri, bahkan ketika Amerika mengadakan latihan perang di depan pintu negara itu.
“Ini adalah logika seperti gangster bahwa AS diperbolehkan untuk mengirimkan aset nuklir strategis ke semenanjung Korea dan meluncurkan ICBM (rudal balistik antarbenua) kapan pun dia mau tetapi tidak diizinkan untuk DPRK, partainya yang berperang, untuk melakukan bahkan uji coba senjata taktis," kata pejabat senior Korea Utara, Ri Pyong Chol, dalam pernyataannya, Sabtu (27/3/2021).
Komentar itu muncul setelah Presiden AS Joe Biden mengutuk serangkaian peluncuran rudal oleh Pyongyang, dengan yang terbaru uji tembak rudal taktis baru pada hari Kamis.
Biden mengancam dengan bersumpah akan memberikan respons yang sesuai jika Korea Utara memilih untuk meningkatkan destabilisasi.
Membela uji tembak rudal balistik Korut, Ri berargumen bahwa uji coba senjata itu hanyalah sebuah pelaksanaan hak penuh negara berdaulat untuk membela diri. "Mengingat bahwa AS dan sekutunya secara rutin melenturkan otot militer mereka di wilayah ini dengan latihan perang berbahaya dan dengan senang hati mempersenjatai diri dengan senjata canggih," kata Ri, seperti dikutip Russia Today.
Ri menolak spekulasi bahwa uji tembak rudal dimaksudkan untuk mengirim sinyal ke pemerintahan baru AS, meski faktanya uji coba senjata dilakukan ketika Biden melakukan konferensi pers pertamanya di Gedung Putih.
"Kami sama sekali tidak mengembangkan senjata untuk menarik perhatian seseorang atau memengaruhi kebijakannya," kata pejabat itu. Ri, yang menurut media pemerintah Korea Utara, mengawasi peluncuran rudal terbaru, melanjutkan dengan mencela sumpah pembalasan Biden sebagai pelanggaran tersembunyi terhadap hak Korea Utara untuk membela diri.
Lihat Juga :
tulis komentar anda