Korea Utara Akui Uji Coba Dua Rudal Taktis Tipe Baru

Jum'at, 26 Maret 2021 - 19:41 WIB
Korut mengkonfirmasi telah meluncurkan rudal, mengatakan menguji coba rudal berpemandu terbaru. Foto/Kolase/Sindonews
SEOUL - Korea Utara (Korut) pada hari ini, Jumat (26/3/2021), mengkonfirmasi telah menguji coba rudal berpemandu baru. Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memperingatkan konsekuensinya jika Pyongyang meningkatkan ketegangan di tengah negosiasi nuklir yang macet.

Kantor berita Korut, KCNA, melaporkan dua "proyektil taktis tipe baru" secara akurat mengenai target di lepas pantai timur pada Kamis kemarin. Foto-foto di situs web surat kabar utama Korut, Rodong Sinmun, menunjukkan rudal lepas landas dari peluncur erektor di tengah nyala api.

"Pengembangan senjata baru sangat penting dalam memperkuat kekuatan militer negara dan mencegah segala macam ancaman militer yang ada di Semenanjung Korea," tulis KCNA mengutip pejabat tinggi Korut Ri Pyong-chol, yang mengawasi pengujian tersebut, yang dilansir AP.

KCNA mengatakan berat hulu ledak senjata baru telah ditingkatkan menjadi 2,5 ton (5.510 pon). Dikatakan uji coba pada hari Kamis juga mengkonfirmasi keandalan versi perbaikan dari mesin senjata bahan bakar padat, yang akan meningkatkan mobilitas rudal, dan ketinggiannya yang rendah, penerbangan yang dapat bermanuver.





Pengamat Korsel mengatakan senjata itu kemungkinan merupakan versi upgrade Korut dari rudal Iskander buatan Rusia, rudal berkemampuan nuklir jarak pendek yang dirancang untuk terbang pada ketinggian rendah dan melakukan penyesuaian panduan dalam penerbangan. Mereka mengatakan rudal itu memiliki peluang lebih baik untuk menghindari sistem pertahanan rudal di Korsel.

Uji tembak itu merupakan provokasi besar pertama Korut sejak Biden menjabat pada Januari lalu. Beberapa ahli mengatakan Korut bertujuan memberikan tekanan pada pemerintahan Biden untuk meningkatkan pengaruhnya dalam pembicaraan di masa depan.

“Kami sedang berkonsultasi dengan sekutu dan mitra kami,” kata Biden dalam konferensi pers.

“Dan akan ada tanggapan jika mereka memilih untuk melakukan eskalasi. Kami akan merespon (dengan) sesuai. Tapi saya juga siap untuk beberapa bentuk diplomasi, tetapi itu harus dikondisikan pada hasil akhir denuklirisasi," ujarnya.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More