Biden: China Tak Akan Bisa Kalahkan AS Jadi Negara Terkuat di Dunia

Jum'at, 26 Maret 2021 - 09:09 WIB
Sebelumnya pada bulan Maret, Biden mengatakan kepada ABC News bahwa dia yakin Putin adalah "pembunuh", sebuah komentar yang memicu kemarahan di Moskow.

"Dia (Xi Jinping) tidak memiliki demokrasi—dengan 'd' kecil— tulang di tubuhnya, tapi dia orang yang cerdas dan pintar," katanya.

Pernyataan Biden menggemakan pernyataan yang dibuat selama kampanye kepresidenannya, dan muncul beberapa hari setelah pembicaraan langsung tingkat tinggi pertama antara pejabat AS dan China di bawah pemerintahannya di Alaska, di mana pernyataan publik yang agresif mengungkap kedalaman ketegangan antara kedua pihak.

Dalam wawancara dengan Christiane Amanpour dari CNN, Duta Besar China untuk Amerika Serikat, Cui Tiankai, mengatakan tujuan China adalah untuk memenuhi aspirasi yang berkembang dari rakyat China untuk kehidupan yang lebih baik.

“Tujuan kami bukan untuk bersaing atau menggantikan negara lain. Ini tidak pernah menjadi strategi nasional kami," ujarnya.



Dia mengatakan, memecah dunia bukanlah solusi yang akan membantu memberantas virus corona, mengatasi perubahan iklim, atau memberantas kemiskinan.

“Kami tidak berpikir ada upaya untuk membagi dunia menjadi kubu yang berbeda atau bahkan membangun blok militer yang konfrontatif, kami tidak berpikir bahwa pendekatan semacam ini adalah solusi.”

Biden mengatakan dia akan bekerja dengan sekutu AS untuk meminta pertanggungjawaban China atas tindakannya di Taiwan, Hong Kong, Laut China Selatan, dan perlakuannya terhadap minoritas Uighur, serta mendorong Beijing untuk tetap berpegang pada aturan internasional untuk perdagangan yang adil.

Dia mengatakan bahwa dia memberi tahu Xi Jinping selama percakapan dua jam setelah menjabat; “Selama Anda dan negara Anda terus secara terang-terangan melanggar hak asasi manusia, kami akan terus dengan cara yang tak henti-hentinya untuk menarik perhatian dunia, dan perjelas, jelaskan, apa yang terjadi. Dan dia mengerti itu."
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More