Pasukan Myanmar Tembak Mati Delapan Demonstran, Jokowi Serukan Dialog
Jum'at, 19 Maret 2021 - 16:11 WIB
"Pasukan keamanan datang untuk menghilangkan penghalang tetapi orang-orang melawan dan mereka melepaskan tembakan," papar seorang saksi mata yang menolak disebutkan namanya, mengatakan melalui telepon.
Seorang pejabat di layanan pemakaman Aungban, yang menolak disebutkan namanya, mengatakan delapan orang tewas, tujuh orang meninggal di tempat dan satu orang terluka lalu meninggal setelah dibawa ke rumah sakit di kota terdekat, Kalaw.
Juru bicara junta tidak segera dapat dihubungi untuk dimintai komentar tetapi mengatakan pasukan keamanan telah menggunakan kekuatan hanya jika diperlukan. Para pengkritik mencemooh penjelasan itu.
Jumlah total yang terbunuh dalam kerusuhan berpekan-pekan telah meningkat menjadi 232 orang, menurut laporan terbaru dan penghitungan kelompok aktivis Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik.
“Polisi di kota utama Yangon memaksa orang-orang membersihkan barikade pengunjuk rasa,” papar para penduduk.
“Para demonstran juga beraksi di kota kedua Mandalay, pusat kota Myingyan dan Katha, serta Myawaddy di bagian timur,” ungkap laporan saksi dan media.
Negara-negara Barat mengutuk kudeta tersebut dan menyerukan diakhirinya kekerasan dan pembebasan Suu Kyi.
Tetangga Asia, yang dipimpin Indonesia, menawarkan membantu mencari solusi tetapi pertemuan regional 3 Maret gagal membuat kemajuan.
Asosiasi Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) yang beranggotakan 10 orang telah lama berpegang pada prinsip tidak mengomentari urusan dalam negeri masing-masing.
Meski demikian, ada tanda-tanda yang berkembang bahwa krisis Myanmar memaksa ASEAN menilai ulang sikapnya.
Seorang pejabat di layanan pemakaman Aungban, yang menolak disebutkan namanya, mengatakan delapan orang tewas, tujuh orang meninggal di tempat dan satu orang terluka lalu meninggal setelah dibawa ke rumah sakit di kota terdekat, Kalaw.
Juru bicara junta tidak segera dapat dihubungi untuk dimintai komentar tetapi mengatakan pasukan keamanan telah menggunakan kekuatan hanya jika diperlukan. Para pengkritik mencemooh penjelasan itu.
Jumlah total yang terbunuh dalam kerusuhan berpekan-pekan telah meningkat menjadi 232 orang, menurut laporan terbaru dan penghitungan kelompok aktivis Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik.
“Polisi di kota utama Yangon memaksa orang-orang membersihkan barikade pengunjuk rasa,” papar para penduduk.
“Para demonstran juga beraksi di kota kedua Mandalay, pusat kota Myingyan dan Katha, serta Myawaddy di bagian timur,” ungkap laporan saksi dan media.
Negara-negara Barat mengutuk kudeta tersebut dan menyerukan diakhirinya kekerasan dan pembebasan Suu Kyi.
Tetangga Asia, yang dipimpin Indonesia, menawarkan membantu mencari solusi tetapi pertemuan regional 3 Maret gagal membuat kemajuan.
Asosiasi Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) yang beranggotakan 10 orang telah lama berpegang pada prinsip tidak mengomentari urusan dalam negeri masing-masing.
Meski demikian, ada tanda-tanda yang berkembang bahwa krisis Myanmar memaksa ASEAN menilai ulang sikapnya.
tulis komentar anda