New Delhi Ibu Kota Negara Paling Tercemar di Dunia
Rabu, 17 Maret 2021 - 04:04 WIB
Polusi udara menyebabkan sekitar 54.000 kematian dini di New Delhi pada 2020, menurut studi terbaru Greenpeace Southeast Asia Analysis dan IQAir.
Meskipun ada penurunan 11% dalam rata-rata tahunan level PM2,5 karena pembatasan lockdown virus corona nasional yang diberlakukan tahun lalu, India muncul sebagai negara paling tercemar ketiga di dunia setelah Bangladesh dan Pakistan.
“Polusi udara di India masih sangat tinggi,” ungkap laporan itu.
“Pada 2020, Asia Selatan mengalami beberapa kualitas udara terburuk di dunia yang pernah tercatat,” papar laporan itu.
Tahun lalu, 20 juta penduduk Delhi, yang menghirup udara terbersih dalam catatan pada bulan-bulan musim panas karena pembatasan virus corona, berjuang melawan udara beracun di musim dingin, menyusul peningkatan tajam insiden pembakaran di lahan pertanian di negara bagian Punjab.
“Saat pembakaran sisa tanaman pertanian memuncak, tingkat PM2,5 Delhi rata-rata 144 mikrogram per meter kubik pada November dan 157 mikrogram per meter kubik pada Desember, melebihi pedoman paparan tahunan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) lebih dari 14 kali,” ungkap laporan itu.
Meskipun ada penurunan 11% dalam rata-rata tahunan level PM2,5 karena pembatasan lockdown virus corona nasional yang diberlakukan tahun lalu, India muncul sebagai negara paling tercemar ketiga di dunia setelah Bangladesh dan Pakistan.
“Polusi udara di India masih sangat tinggi,” ungkap laporan itu.
“Pada 2020, Asia Selatan mengalami beberapa kualitas udara terburuk di dunia yang pernah tercatat,” papar laporan itu.
Tahun lalu, 20 juta penduduk Delhi, yang menghirup udara terbersih dalam catatan pada bulan-bulan musim panas karena pembatasan virus corona, berjuang melawan udara beracun di musim dingin, menyusul peningkatan tajam insiden pembakaran di lahan pertanian di negara bagian Punjab.
“Saat pembakaran sisa tanaman pertanian memuncak, tingkat PM2,5 Delhi rata-rata 144 mikrogram per meter kubik pada November dan 157 mikrogram per meter kubik pada Desember, melebihi pedoman paparan tahunan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) lebih dari 14 kali,” ungkap laporan itu.
(sya)
tulis komentar anda