Houthi Picu Kebakaran di Pusat Migran, Sejumlah Orang Tewas Terpanggang
Selasa, 16 Maret 2021 - 21:34 WIB
SANAA - Hasil investigasi Human Rights Watch (HRW) terbaru mengonfirmasi bahwa kelompok pemberontak Yaman , Houthi , memicu kebakaran di pusat migran Sanaa. Peristiwa itu menewaskan banyak orang.
Para migran yang berbicara dengan HRW mengatakan sesama mereka "dibakar hidup-hidup" setelah Houthi menembakkan dua proyektil ke fasilitas migran yang penuh sesak di Sanaa.
Video yang dianalisis oleh HRW juga mengkonfirmasi bahwa beberapa migran tidak dapat melarikan diri setelah terjebak oleh asap dari api dan tembok harus dirobohkan agar migran lolos dari kobaran api.
"Ada banyak asap dan banyak api," kata seorang migran berusia 20 tahun kepada HRW.
"Saya tidak memiliki kata-kata untuk mengungkapkan seperti apa - (proyektil) meledak, dan ada begitu banyak asap, dan kemudian ada api yang menyebar," ungkapnya.
"Saya ketakutan, saya merasa pikiran saya terhalang asap. Orang-orang batuk, kasur dan selimut terbakar...orang-orang terpanggang hidup-hidup. Saya harus menginjak tubuh mereka untuk melarikan diri," ujarnya seperti dinukil dari Middle East Eye (MEE), Selasa (16/3/2021).
Bukti yang berkembang membantah klaim awal yang dibuat oleh Houthi dan Perserikatan Bangsa-Bangsa bahwa kebakaran hanya menewaskan delapan orang.
Pekan lalu, korban kebakaran mengatakan kepada MEE bahwa Houthi menembakkan proyektil tak diketahui ke fasilitas penahanan yang penuh sesak, yang memicu kebakaran.
Para migran yang berbicara dengan HRW mengatakan sesama mereka "dibakar hidup-hidup" setelah Houthi menembakkan dua proyektil ke fasilitas migran yang penuh sesak di Sanaa.
Video yang dianalisis oleh HRW juga mengkonfirmasi bahwa beberapa migran tidak dapat melarikan diri setelah terjebak oleh asap dari api dan tembok harus dirobohkan agar migran lolos dari kobaran api.
"Ada banyak asap dan banyak api," kata seorang migran berusia 20 tahun kepada HRW.
"Saya tidak memiliki kata-kata untuk mengungkapkan seperti apa - (proyektil) meledak, dan ada begitu banyak asap, dan kemudian ada api yang menyebar," ungkapnya.
"Saya ketakutan, saya merasa pikiran saya terhalang asap. Orang-orang batuk, kasur dan selimut terbakar...orang-orang terpanggang hidup-hidup. Saya harus menginjak tubuh mereka untuk melarikan diri," ujarnya seperti dinukil dari Middle East Eye (MEE), Selasa (16/3/2021).
Bukti yang berkembang membantah klaim awal yang dibuat oleh Houthi dan Perserikatan Bangsa-Bangsa bahwa kebakaran hanya menewaskan delapan orang.
Pekan lalu, korban kebakaran mengatakan kepada MEE bahwa Houthi menembakkan proyektil tak diketahui ke fasilitas penahanan yang penuh sesak, yang memicu kebakaran.
tulis komentar anda