Lhasa China, Kapal Perang Terbesar Kedua di Dunia dan Bisa Lacak Pesawat Siluman
Jum'at, 12 Maret 2021 - 01:00 WIB
BEIJING - Kapal perusak Type 055 kedua China baru saja memasuki layanan militer. Diberi nama Lhasa, ia merupakan kapal perang terbesar kedua di dunia dan terbesar di Asia yang mampu melacak pesawat tempur siluman.
Sebelum Lhasa, China sudah menugaskan kapal Type 055 pertama yang diberi nama Nanchang untuk melayani Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat (PLAN) pada Januari 2020 lalu. Kapal jenis itu dibekali dengan rudal jelajah.
Menurut laporan media China yang dikutip Sputniknews, Kamis (11/3/2021), nama kapal perusak Type 055 kedua itu diambil dari nama Ibu Kota Daerah Otonomi Tibet; Lhasa. Ia diberi nomor lambung 102. Upacara tersebut berlangsung di Pangkalan Angkatan Laut di Qingdao, tetapi tidak jelas tanggal persisnya upacara tersebut.
Lhasa telah bergabung dengan Nanchang, tetapi ada enam kapal lain dari kelas tersebut dalam berbagai tahap pemasangan. Kapal-kapal tersebut memiliki bobot 13.000 ton ketika terisi penuh, menjadikannya kapal perang terbesar di Asia dan terbesar kedua di dunia setelah kapal perang kelas Zumwalt milik Angkatan Laut AS, yang belum beroperasi.
Angkatan Laut Rusia juga menggunakan dua kapal kelas Kirov yang dipersenjatai rudal jelajah, yang dianggap AS sebagai kapal penjelajah karena bobotnya yang besar yaitu 28.000 ton.
Di antara persenjataan kapal-kapal China yang tangguh adalah berbagai rudal anti-udara, anti-kapal dan misil serangan darat jarak jauh yang dipasang pada 112 tabung rudal, serta helikopter Harbin Z-20 yang baru, yang dapat mengejar misi anti-kapal dan anti-kapal selam. Kapal Type 055 diharapkan menjadi pengawal utama untuk kapal induk ketiga PLAN, yang diharapkan dioperasikan tahun ini.
Lhasa juga dilengkapi dengan radar dual-band yang tidak hanya mampu mendeteksi pesawat siluman, tetapi juga dapat melacak satelit di orbit. Kapal penjelajah Amerika juga dapat melacak satelit, dan bahkan membawa rudal SM-3, yang digunakan pada 2008 untuk menembak jatuh satelit dalam Operation Burnt Frost.
Kapal perang baru China lainnya, seperti Type 052DL, juga membawa radar penembus pesawat siluman dual-band, yang memanfaatkan gelombang sepanjang satu meter untuk mengalahkan teknologi tersebut. Namun, itu tidak seakurat radar gelombang pendek.
Sebelum Lhasa, China sudah menugaskan kapal Type 055 pertama yang diberi nama Nanchang untuk melayani Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat (PLAN) pada Januari 2020 lalu. Kapal jenis itu dibekali dengan rudal jelajah.
Menurut laporan media China yang dikutip Sputniknews, Kamis (11/3/2021), nama kapal perusak Type 055 kedua itu diambil dari nama Ibu Kota Daerah Otonomi Tibet; Lhasa. Ia diberi nomor lambung 102. Upacara tersebut berlangsung di Pangkalan Angkatan Laut di Qingdao, tetapi tidak jelas tanggal persisnya upacara tersebut.
Lhasa telah bergabung dengan Nanchang, tetapi ada enam kapal lain dari kelas tersebut dalam berbagai tahap pemasangan. Kapal-kapal tersebut memiliki bobot 13.000 ton ketika terisi penuh, menjadikannya kapal perang terbesar di Asia dan terbesar kedua di dunia setelah kapal perang kelas Zumwalt milik Angkatan Laut AS, yang belum beroperasi.
Angkatan Laut Rusia juga menggunakan dua kapal kelas Kirov yang dipersenjatai rudal jelajah, yang dianggap AS sebagai kapal penjelajah karena bobotnya yang besar yaitu 28.000 ton.
Di antara persenjataan kapal-kapal China yang tangguh adalah berbagai rudal anti-udara, anti-kapal dan misil serangan darat jarak jauh yang dipasang pada 112 tabung rudal, serta helikopter Harbin Z-20 yang baru, yang dapat mengejar misi anti-kapal dan anti-kapal selam. Kapal Type 055 diharapkan menjadi pengawal utama untuk kapal induk ketiga PLAN, yang diharapkan dioperasikan tahun ini.
Lhasa juga dilengkapi dengan radar dual-band yang tidak hanya mampu mendeteksi pesawat siluman, tetapi juga dapat melacak satelit di orbit. Kapal penjelajah Amerika juga dapat melacak satelit, dan bahkan membawa rudal SM-3, yang digunakan pada 2008 untuk menembak jatuh satelit dalam Operation Burnt Frost.
Kapal perang baru China lainnya, seperti Type 052DL, juga membawa radar penembus pesawat siluman dual-band, yang memanfaatkan gelombang sepanjang satu meter untuk mengalahkan teknologi tersebut. Namun, itu tidak seakurat radar gelombang pendek.
(min)
tulis komentar anda