China Percepat Kemampuan Luncurkan Rudal Nuklir untuk Balas Serangan Musuh

Rabu, 03 Maret 2021 - 00:00 WIB
Lebih luas lagi, Pentagon menegaskan bahwa China sedang memodernisasi kekuatan nuklirnya sebagai bagian dari upaya yang lebih luas untuk membangun militer pada pertengahan abad yang setara dengan—dan dalam beberapa hal, lebih unggul dari—militer AS.

Persenjataan nuklir China, yang diperkirakan oleh pemerintah AS berjumlah di bawah 200-an, kalah dengan Amerika Serikat dan Rusia, yang memiliki ribuan unit hulu ledak nuklir.

Pentagon memprediksi bahwa Pasukan Roket Tentara Pembebasan Rakyat akan setidaknya menggandakan ukuran persenjataan nuklirnya selama 10 tahun ke depan, masih menyisakan jauh lebih sedikit daripada Amerika Serikat.

China tidak secara terbuka membahas ukuran atau kesiapan kekuatan nuklirnya selain mengatakan itu hanya akan digunakan untuk menanggapi serangan. Amerika Serikat, sebaliknya, tidak mengesampingkan serangan pertama, meskipun Presiden Joe Biden di masa lalu telah merangkul menghilangkan ambiguitas itu dengan mengadopsi kebijakan "tidak boleh digunakan untuk serangan pertama”.



Kristensen, seorang analis dari Federasi Ilmuwan Amerika, mengatakan foto satelit komersial yang dia peroleh tampaknya menunjukkan China akhir tahun lalu memulai pembangunan 11 silo bawah tanah di berbagai situs pelatihan rudal yang luas di dekat Jilantai di China tengah-utara. Pembangunan lima silo lainnya dimulai di sana lebih awal.

Dalam laporan publiknya, Pentagon belum mengutip jumlah spesifik silo rudal pada situs pelatihan itu.

Sebanyak 16 silo yang diidentifikasi oleh Kristensen ini akan menjadi tambahan dari 18-20 yang sekarang dioperasikan China dengan rudal balistik antarbenua (ICBM) yang lebih tua, DF-5.

“Harus ditunjukkan bahwa meskipun China menggandakan atau melipatgandakan jumlah silo ICBM, itu hanya akan merupakan sebagian kecil dari jumlah silo ICBM yang dioperasikan oleh Amerika Serikat dan Rusia,” tulis Kristensen di blog Federasi Ilmuwan Amerika, yang dikutip AP, Selasa (2/3/2021). “Angkatan Udara AS memiliki 450 silo, 400 di antaranya dimuat. Rusia memiliki sekitar 130 silo operasional."

Hampir semua silo baru yang terdeteksi oleh Kristensen tampaknya dirancang untuk mengakomodasi ICBM DF-41 generasi baru China, yang dibangun dengan komponen bahan bakar padat yang memungkinkan operator untuk lebih cepat mempersiapkan rudal untuk diluncurkan, dibandingkan dengan DF-5. Sistem bahan bakar cair yang lebih memakan waktu. DF-41 dapat menargetkan Alaska dan sebagian besar wilayah Amerika Serikat.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More