Turki Kecam 'Pembantaian' Demonstran oleh Junta Myanmar
Senin, 01 Maret 2021 - 20:11 WIB
ANKARA - Turki mengutuk penggunaan kekuatan yang tidak proporsional oleh junta militer Myanmar terhadap pengunjuk rasa damai. Sebanyak 18 orang dilaporkan tewas dalam aksi demonstrasi yang berlangsung kemarin.
"Kami mengamati dengan keprihatinan mendalam bahwa stabilitas di Myanmar memburuk setelah kudeta pada 1 Februari 2021," kata Kementerian Luar Negeri Turki dalam sebuah pernyataan.
"Kami menyerukan langkah-langkah yang perlu diambil untuk pemulihan demokrasi tanpa penundaan untuk pemeliharaan perdamaian dan stabilitas di negara dan segera penghentian kekerasan terhadap pengunjuk rasa damai," sambungnya, seperti dilansir Anadolu Agency pada Senin (1/3/2021).
Kantor HAM PBB sebelumnya mengatakan, pasukan keamanan kembali menggunakan tembakan langsung terhadap mereka yang memprotes kudeta militer. Selain menewaskan 18 demonstran, lebih dari 30 orang lainnya terluka.
"Polisi dan pasukan militer telah menghadapi demonstrasi damai, menggunakan kekuatan mematikan dan kekuatan yang kurang mematikan yang—menurut informasi yang dapat dipercaya—telah menyebabkan sedikitnya 18 orang tewas dan lebih dari 30 luka-luka,” kata Kantor HAM PBB dalam sebuah pernyataan.
Tembakan dilakukan oleh pasukan keamanan di beberapa lokasi di kota terbesar Myanmar; Yangon, setelah gas air mata dan granat setrum tidak membuat massa bubar. Media pemerintah,Global New Light Of Myanmarmenyalahkan kubu demonstran dengan menyebutnya terlalu anarkis.Baca juga: Polisi Myanmar Bentrok dengan Massa Anti Kudeta, 18 Orang Tewas
"Tindakan berat pasti akan diambil terhadap pengunjuk rasa yang rusuh. Tentara sebelumnya telah menunjukkan pengekangan, tetapi tidak bisa mengabaikan massa anarkis,” tulisGlobal New Light Of Myanmar.
"Kami mengamati dengan keprihatinan mendalam bahwa stabilitas di Myanmar memburuk setelah kudeta pada 1 Februari 2021," kata Kementerian Luar Negeri Turki dalam sebuah pernyataan.
"Kami menyerukan langkah-langkah yang perlu diambil untuk pemulihan demokrasi tanpa penundaan untuk pemeliharaan perdamaian dan stabilitas di negara dan segera penghentian kekerasan terhadap pengunjuk rasa damai," sambungnya, seperti dilansir Anadolu Agency pada Senin (1/3/2021).
Kantor HAM PBB sebelumnya mengatakan, pasukan keamanan kembali menggunakan tembakan langsung terhadap mereka yang memprotes kudeta militer. Selain menewaskan 18 demonstran, lebih dari 30 orang lainnya terluka.
"Polisi dan pasukan militer telah menghadapi demonstrasi damai, menggunakan kekuatan mematikan dan kekuatan yang kurang mematikan yang—menurut informasi yang dapat dipercaya—telah menyebabkan sedikitnya 18 orang tewas dan lebih dari 30 luka-luka,” kata Kantor HAM PBB dalam sebuah pernyataan.
Tembakan dilakukan oleh pasukan keamanan di beberapa lokasi di kota terbesar Myanmar; Yangon, setelah gas air mata dan granat setrum tidak membuat massa bubar. Media pemerintah,Global New Light Of Myanmarmenyalahkan kubu demonstran dengan menyebutnya terlalu anarkis.Baca juga: Polisi Myanmar Bentrok dengan Massa Anti Kudeta, 18 Orang Tewas
"Tindakan berat pasti akan diambil terhadap pengunjuk rasa yang rusuh. Tentara sebelumnya telah menunjukkan pengekangan, tetapi tidak bisa mengabaikan massa anarkis,” tulisGlobal New Light Of Myanmar.
(esn)
tulis komentar anda