Sudah 4 Orang Penentang Kudeta Militer Myanmar Ditembak Mati
Senin, 22 Februari 2021 - 07:02 WIB
YANGON - Total sudah empat orang penentang kudeta militer Myanmar ditembak mati, termasuk tiga orang pada hari Sabtu pekan lalu. PBB mengecam junta militer setempat atas penggunaan kekerasan mematikan terhadap massa.
Korban tewas pertama adalah Mya Thwate Thwate Khaing, 20, perempuan muda yang ditembak di bagian kepala. Dia sempat bertahan hidup sepuluh hari sebelum akhirnya meninggal pada Jumat pekan lalu. Sosoknya menjadi simbol nasional perlawanan rakyat terhadap junta militer Myanmar.
Pihak berwenang secara bertahap meningkatkan taktik mereka melawan kampanye pembangkangan sipil yang sangat besar dan damai yang menuntut dikembalikannya pemimpin sipil yang digulingkan Aung San Suu Kyi.
Korban tewas kedua dan ketiga adalah demonstran yang ditembaki pasukan keamanan pada Sabtu pekan lalu di Mandalay.
Korban tewas keempat adalah pria 30 tahun yang berpatroli mencegah penangkapan aktivis di Yangon. Dia ditembak mati pada Sabtu malam. Kakak ipar korban, Tin Htut Hein, mengatakan dia telah ditembak mati oleh polisi.
"Istrinya sekarang patah hati," katanya. "Mereka memiliki seorang putra berusia empat tahun."
Hari Sabtu menandai hari paling mematikan sejauh ini dalam lebih dari dua minggu demonstrasi jalanan nasional.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengutuk penggunaan kekerasan mematikan terhadap massa di Mandalay.
Korban tewas pertama adalah Mya Thwate Thwate Khaing, 20, perempuan muda yang ditembak di bagian kepala. Dia sempat bertahan hidup sepuluh hari sebelum akhirnya meninggal pada Jumat pekan lalu. Sosoknya menjadi simbol nasional perlawanan rakyat terhadap junta militer Myanmar.
Pihak berwenang secara bertahap meningkatkan taktik mereka melawan kampanye pembangkangan sipil yang sangat besar dan damai yang menuntut dikembalikannya pemimpin sipil yang digulingkan Aung San Suu Kyi.
Korban tewas kedua dan ketiga adalah demonstran yang ditembaki pasukan keamanan pada Sabtu pekan lalu di Mandalay.
Korban tewas keempat adalah pria 30 tahun yang berpatroli mencegah penangkapan aktivis di Yangon. Dia ditembak mati pada Sabtu malam. Kakak ipar korban, Tin Htut Hein, mengatakan dia telah ditembak mati oleh polisi.
"Istrinya sekarang patah hati," katanya. "Mereka memiliki seorang putra berusia empat tahun."
Hari Sabtu menandai hari paling mematikan sejauh ini dalam lebih dari dua minggu demonstrasi jalanan nasional.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengutuk penggunaan kekerasan mematikan terhadap massa di Mandalay.
Lihat Juga :
tulis komentar anda