Bohongi FBI, Peneliti Medis di AS Ini Ternyata Tentara China
Sabtu, 20 Februari 2021 - 11:12 WIB
WASHINGTON - Majelis hakim federal Amerika Serikat (AS) mendakwa seorang peneliti medis Stanford University karena menyembunyikan dan berbohong kepada FBI tentang keanggotaannya dalam militer China .
Dalam dakwaan baru yang diajukan pada bulan Januari, Departemen Kehakiman menuduh Chen Song, seorang peneliti Stanford University yang telah menggambarkan dirinya sebagai ahli saraf yang menyelidiki penyakit otak.
Dia dituduh melakukan penipuan visa, menghalangi pengadilan, menghancurkan dokumen, dan membuat pernyataan palsu sebagai bagian dari skema untuk menyembunyikan keanggotaannya dari Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China.
"Kami menuduh bahwa ketika Chen Song bekerja sebagai peneliti di Stanford University, dia diam-diam adalah anggota militer China, Tentara Pembebasan Rakyat," kata David L. Anderson, kepala jaksa federal yang berbasis di San Francisco, Jumat, seperti dikutip Reuters, Sabtu (20/2/2021).
Pengacara pembela yang mewakili Song tidak dapat segera dihubungi untuk dimintai komentar.
Dakwaan baru menuduh bahwa Song, seorang warga negara China berusia 39 tahun, memasuki Amerika Serikat pada Desember 2018, menggunakan visa non-imigran yang mengizinkannya untuk berpartisipasi dalam program pertukaran pengunjung berbasis kerja dan studi sebagai peneliti Stanford.
Dalam aplikasi visanya, Song mengatakan dia bertugas di militer China antara 1 September 2000 hingga 30 Juni 2011 dan bahwa dia adalah seorang pelajar di sebuah rumah sakit di Beijing.
Jaksa penuntut mengatakan klaim Song ini adalah "kebohongan" dan bahwa dia adalah anggota PLA ketika dia tiba dan tetap di Amerika Serikat. Departemen Kehakiman juga menuduh bahwa rumah sakit Beijing yang terdaftar sebagai majikan Song dalam aplikasi visanya "adalah perlindungan untuk majikan sebenarnya, Rumah Sakit Umum Angkatan Udara PLA di Beijing."
Jaksa mengatakan bahwa Song berbohong kepada agen FBI tentang keanggotaannya di PLA dan setelah mengetahui ketertarikan FBI padanya, dia mulai menghapus materi dari internet yang terkait dengan dinas militernya.
Dalam dakwaan baru yang diajukan pada bulan Januari, Departemen Kehakiman menuduh Chen Song, seorang peneliti Stanford University yang telah menggambarkan dirinya sebagai ahli saraf yang menyelidiki penyakit otak.
Dia dituduh melakukan penipuan visa, menghalangi pengadilan, menghancurkan dokumen, dan membuat pernyataan palsu sebagai bagian dari skema untuk menyembunyikan keanggotaannya dari Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China.
"Kami menuduh bahwa ketika Chen Song bekerja sebagai peneliti di Stanford University, dia diam-diam adalah anggota militer China, Tentara Pembebasan Rakyat," kata David L. Anderson, kepala jaksa federal yang berbasis di San Francisco, Jumat, seperti dikutip Reuters, Sabtu (20/2/2021).
Pengacara pembela yang mewakili Song tidak dapat segera dihubungi untuk dimintai komentar.
Dakwaan baru menuduh bahwa Song, seorang warga negara China berusia 39 tahun, memasuki Amerika Serikat pada Desember 2018, menggunakan visa non-imigran yang mengizinkannya untuk berpartisipasi dalam program pertukaran pengunjung berbasis kerja dan studi sebagai peneliti Stanford.
Dalam aplikasi visanya, Song mengatakan dia bertugas di militer China antara 1 September 2000 hingga 30 Juni 2011 dan bahwa dia adalah seorang pelajar di sebuah rumah sakit di Beijing.
Jaksa penuntut mengatakan klaim Song ini adalah "kebohongan" dan bahwa dia adalah anggota PLA ketika dia tiba dan tetap di Amerika Serikat. Departemen Kehakiman juga menuduh bahwa rumah sakit Beijing yang terdaftar sebagai majikan Song dalam aplikasi visanya "adalah perlindungan untuk majikan sebenarnya, Rumah Sakit Umum Angkatan Udara PLA di Beijing."
Jaksa mengatakan bahwa Song berbohong kepada agen FBI tentang keanggotaannya di PLA dan setelah mengetahui ketertarikan FBI padanya, dia mulai menghapus materi dari internet yang terkait dengan dinas militernya.
(min)
tulis komentar anda