Lakukan Vaksinasi Covid-19 Sebelum Program Nasional, Menlu Peru Mengundurkan Diri
Senin, 15 Februari 2021 - 19:04 WIB
LIMA - Menteri Luar Negeri Peru , Elizabeth Astete dilaporkan mengajukan pengunduran dirinya kepada Presiden Francisco Sagasti. Pengunduran diri ini dilakukan setelah ia mengakui bahwa dirinya telah divaksinasi Covid-19 sebelum dimulainya program vaksinasi massal di negara tersebut.
“Keputusan saya dipengaruhi oleh fakta bahwa antara 8 dan 26 Januari saya harus menjalani dua tes molekuler, untuk memeriksa apakah saya terinfeksi atau tidak karena kontak yang saya lakukan untuk alasan pekerjaan dengan orang berbeda yang telah dites positif Covid-19," ucap Astete.
"Untuk ini, ditambah dengan kebutuhan saya harus pergi ke Tumbes untuk memenuhi tanggung jawab saya sebagai perwakilan daerah tersebut di Dewan Menteri dan batasan yang saya miliki untuk menjadi orang yang berisiko, yaitu 68 tahun," sambungnya.
Astete, seperti dilansir Sputnik pada Senin (15/2/2021), menuturkan bahwa dia ditawari dosis pertama vaksin Sinopharm pada 22 Januari, setelah dia melakukan kontak dengan orang-orang yang dites positif Covid-19 pada Desember dan Januari.
"Sebagai hasil dari pengungkapan baru-baru ini tentang vaksinasi (mantan) Presiden Martín Vizcarra dan istrinya dan dampak yang dapat dimengerti dari berita ini terhadap opini publik, saya menyadari kesalahan serius yang saya buat, itulah mengapa saya memutuskan untuk tidak menerima dosis kedua," jelas Astete dalam surat pengunduran dirinya.
Pekan lalu, Sagasti menerima pengunduran diri Menteri Kesehatan Peru, Pilar Mazzetti memberikan izin untuk dilakukan vaksinasi terhadap Vizcarra lebih awal, sebelum suntikan tersedia secara luas di Peru.
Peru sendiri menerima dosis pertama vaksin Sinopharm Covid-19 pada pekan lalu. Peru menerima 300 ribu dosis pertama. Petugas kesehatan berada di urutan pertama yang akan menjalani vaksinasi.
“Keputusan saya dipengaruhi oleh fakta bahwa antara 8 dan 26 Januari saya harus menjalani dua tes molekuler, untuk memeriksa apakah saya terinfeksi atau tidak karena kontak yang saya lakukan untuk alasan pekerjaan dengan orang berbeda yang telah dites positif Covid-19," ucap Astete.
"Untuk ini, ditambah dengan kebutuhan saya harus pergi ke Tumbes untuk memenuhi tanggung jawab saya sebagai perwakilan daerah tersebut di Dewan Menteri dan batasan yang saya miliki untuk menjadi orang yang berisiko, yaitu 68 tahun," sambungnya.
Astete, seperti dilansir Sputnik pada Senin (15/2/2021), menuturkan bahwa dia ditawari dosis pertama vaksin Sinopharm pada 22 Januari, setelah dia melakukan kontak dengan orang-orang yang dites positif Covid-19 pada Desember dan Januari.
"Sebagai hasil dari pengungkapan baru-baru ini tentang vaksinasi (mantan) Presiden Martín Vizcarra dan istrinya dan dampak yang dapat dimengerti dari berita ini terhadap opini publik, saya menyadari kesalahan serius yang saya buat, itulah mengapa saya memutuskan untuk tidak menerima dosis kedua," jelas Astete dalam surat pengunduran dirinya.
Pekan lalu, Sagasti menerima pengunduran diri Menteri Kesehatan Peru, Pilar Mazzetti memberikan izin untuk dilakukan vaksinasi terhadap Vizcarra lebih awal, sebelum suntikan tersedia secara luas di Peru.
Peru sendiri menerima dosis pertama vaksin Sinopharm Covid-19 pada pekan lalu. Peru menerima 300 ribu dosis pertama. Petugas kesehatan berada di urutan pertama yang akan menjalani vaksinasi.
(esn)
tulis komentar anda