Mesir Klaim Temukan 'Pabrik' Bir Tertua di Dunia
Minggu, 14 Februari 2021 - 08:33 WIB
KAIRO - Sebuah tempat pembuatan bir dengan produksi massal yang diyakini sebagai tertua di dunia telah ditemukan oleh tim arkeolog di situs pemakaman Abydos di Mesir selatan. Hal itu diungkapkan Kementerian Pariwisata Mesir.
"Misi arkeologi gabungan Mesir-Amerika, dipimpin oleh Dr. Matthew Adams dari Universitas New York, dan Dr. Deborah Vischak dari Universitas Princeton, yang bekerja di Abydos Utara, Sohag, telah mengungkap apa yang diyakini sebagai tempat pembuatan bir produksi massal tertua di dunia," kata Kementerian Pariwisata Mesir dalam sebuah pernyataan di halaman Facebook-nya yang dikutip France24, Minggu (14/2/2021).
Pernyataan itu mengutip Sekretaris Jenderal Dewan Tertinggi Barang Purbakala Mesir, Mostafa Waziry, yang mengatakan tempat pembuatan bir itu kemungkinan besar berasal dari era Raja Narmer.
Raja Narmer, yang memerintah lebih dari 5.000 tahun yang lalu, mendirikan Dinasti Pertama dan menyatukan Mesir Hulu dan Hilir.
Menurut pernyataan itu, arkeolog Inggris pertama kali menemukan keberadaan tempat pembuatan bir itu pada awal abad ke-20, tetapi lokasi pastinya tidak pernah diungkapkan dengan tepat.
"Tim gabungan Mesir-Amerika dapat menemukan kembali dan mengungkap isinya," katanya.
Menurut Waziry, tempat pembuatan bir terdiri dari delapan area besar yang digunakan sebagai "unit produksi bir". Setiap sektor berisi sekitar 40 pot gerabah yang disusun dalam dua baris.
Campuran biji-bijian dan air yang digunakan untuk produksi bir dipanaskan di dalam tong, dengan setiap baskom ditahan dengan tuas yang terbuat dari tanah liat yang ditempatkan secara vertikal dalam bentuk cincin.
"Misi arkeologi gabungan Mesir-Amerika, dipimpin oleh Dr. Matthew Adams dari Universitas New York, dan Dr. Deborah Vischak dari Universitas Princeton, yang bekerja di Abydos Utara, Sohag, telah mengungkap apa yang diyakini sebagai tempat pembuatan bir produksi massal tertua di dunia," kata Kementerian Pariwisata Mesir dalam sebuah pernyataan di halaman Facebook-nya yang dikutip France24, Minggu (14/2/2021).
Pernyataan itu mengutip Sekretaris Jenderal Dewan Tertinggi Barang Purbakala Mesir, Mostafa Waziry, yang mengatakan tempat pembuatan bir itu kemungkinan besar berasal dari era Raja Narmer.
Raja Narmer, yang memerintah lebih dari 5.000 tahun yang lalu, mendirikan Dinasti Pertama dan menyatukan Mesir Hulu dan Hilir.
Menurut pernyataan itu, arkeolog Inggris pertama kali menemukan keberadaan tempat pembuatan bir itu pada awal abad ke-20, tetapi lokasi pastinya tidak pernah diungkapkan dengan tepat.
"Tim gabungan Mesir-Amerika dapat menemukan kembali dan mengungkap isinya," katanya.
Menurut Waziry, tempat pembuatan bir terdiri dari delapan area besar yang digunakan sebagai "unit produksi bir". Setiap sektor berisi sekitar 40 pot gerabah yang disusun dalam dua baris.
Campuran biji-bijian dan air yang digunakan untuk produksi bir dipanaskan di dalam tong, dengan setiap baskom ditahan dengan tuas yang terbuat dari tanah liat yang ditempatkan secara vertikal dalam bentuk cincin.
tulis komentar anda