Paus Fransiskus Desak Myanmar Bebaskan Seluruh Tahanan Politik
Senin, 08 Februari 2021 - 22:02 WIB
VATIKAN - Pemimpin Vatikan, Paus Fransiskus mendesak para pemimpin militer Myanmar untuk membebaskan tahanan politik. Dia juga mendesak militer untuk melanjutkan jalan negara "yang terputus secara kasar" menuju demokrasi.
Dalam pidatonya di hadapan para diplomat dari lebih dari 180 negara, Paus Fransiskus berbicara tentang kasih sayang dan kedekatannya kepada orang-orang Myanmar, yang ia kunjungi pada tahun 2017.
"Jalan menuju demokrasi yang dilakukan dalam beberapa tahun terakhir secara kasar terganggu oleh kudeta minggu lalu," ucap Paus Fransiskus, seperti dilansir Reuters pada Senin (8/2/2021).
"Hal ini telah menyebabkan pemenjaraan berbagai pemimpin politik, yang saya harap akan segera dibebaskan sebagai tanda dorongan untuk dialog yang tulus yang bertujuan untuk kebaikan negara," katanya.
Pidato di depan para diplomat kadang-kadang disebut pidatonya "State of the World", karena turut membahas konflik dan perselisihan internasional di seluruh dunia.
Sementara itu, terkait dengan situasi Myanmar, demonstrasi yang menolak pemerintahan junta militer terus meluas. Dalam aksi demonstrasi hari ini, para biksu dan perawat turut turun ke jalan menentang kudeta dan pemerintahan junta.
Dalam pidatonya di hadapan para diplomat dari lebih dari 180 negara, Paus Fransiskus berbicara tentang kasih sayang dan kedekatannya kepada orang-orang Myanmar, yang ia kunjungi pada tahun 2017.
"Jalan menuju demokrasi yang dilakukan dalam beberapa tahun terakhir secara kasar terganggu oleh kudeta minggu lalu," ucap Paus Fransiskus, seperti dilansir Reuters pada Senin (8/2/2021).
"Hal ini telah menyebabkan pemenjaraan berbagai pemimpin politik, yang saya harap akan segera dibebaskan sebagai tanda dorongan untuk dialog yang tulus yang bertujuan untuk kebaikan negara," katanya.
Pidato di depan para diplomat kadang-kadang disebut pidatonya "State of the World", karena turut membahas konflik dan perselisihan internasional di seluruh dunia.
Sementara itu, terkait dengan situasi Myanmar, demonstrasi yang menolak pemerintahan junta militer terus meluas. Dalam aksi demonstrasi hari ini, para biksu dan perawat turut turun ke jalan menentang kudeta dan pemerintahan junta.
(esn)
tulis komentar anda