AS: Beli S-400 Rusia, Turki Tak Konsisten dengan Komitmen sebagai Sekutu NATO

Sabtu, 06 Februari 2021 - 07:02 WIB
Komponen sistem pertahanan rudal S-400 Rusia tiba dengan pesawat kargo di dekat Bandara Murted, Ankara, 27 Agustus 2019. Foto/Militer Turki/Kementerian Pertahanan Turki/Handout via REUTERS
WASHINGTON - Pemerintah Amerika Serikat (AS) menilai langkah Turki yang nekat membeli sistem pertahanan rudal S-400 Rusia tidak konsisten dengan komitmennya sebagi sekutu NATO . Untuk itu, Washington sekali lagi mendesak Ankara untuk menyingkirkan senjata pertahanan canggih Moskow tersebut.

Desakan itu disampaikan juru bicara Pentagon, John Kirby, dalam jumpa pers hari Jumat. "Kami mendesak Turki untuk tidak mempertahankan sistem S-400," kata Kirby.



Kirby menegaskan kembali posisi Amerika bahwa S-400 tidak kompatibel dengan program jet tempur generasi kelima F-35 AS serta sistem senjata NATO lainnya.



Baca Juga: Kapal Perusak AS Berlayar Dekat Paracel, Langsung Diusir Militer China

"Turki adalah sekutu NATO yang sudah lama berdiri dan dihargai, tetapi keputusan mereka untuk membeli S-400 tidak konsisten dengan komitmen Turki sebagai sekutu AS dan NATO," ujar Kirby, seperti dikutip Sputniknews, Sabtu (6/2/2021).

Menurut Kirby, Turki memiliki banyak peluang selama dekade terakhir untuk membeli sistem pertahanan rudal Patriot dari Amerika Serikat. "Dan malah memilih untuk membeli S-400, yang memberikan pendapatan, akses, dan pengaruh kepada Rusia," katanya.

Utusan AS untuk Turki David Michael Satterfield mengatakan pada hari Jumat bahwa Washington tidak berencana untuk membuat kelompok kerja dengan Ankara untuk menyelesaikan perbedaan atas pembelian sistem pertahanan udara S-400 Rusia.

Pada Januari, Turki menyatakan kesiapan untuk membeli paket kedua sistem S-400 Rusia dengan syarat transfer teknologi.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More