Sekjen PBB Galang Tekanan Global, Pastikan Kudeta Myanmar Gagal
Kamis, 04 Februari 2021 - 08:39 WIB
NEW YORK - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres berjanji memobilisasi tekanan internasional yang cukup terhadap militer Myanmar untuk memastikan kudeta itu gagal.
Janji itu dilontarkan saat Dewan Keamanan PBB mencoba merundingkan pernyataan tentang krisis tersebut.
Militer Myanmar menahan pemimpin negara Aung San Suu Kyi dan tokoh politik lainnya pada Senin sebagai tanggapan atas "kecurangan pemilu". Kekuasaan saat ini dipegang oleh Panglima Militer Min Aung Hlaing. Militer pun memberlakukan keadaan darurat selama satu tahun.
"Kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk memobilisasi semua aktor kunci dan komunitas internasional untuk memberikan tekanan yang cukup pada Myanmar untuk memastikan bahwa kudeta ini gagal," tegas Guterres dalam wawancara yang disiarkan The Washington Post.
Dia menekankan, “Ini benar-benar tidak dapat diterima setelah pemilu- pemilu yang saya yakini berlangsung normal, dan setelah periode transisi yang besar.”
Lihat infografis: Jenderal Min Aung Hlaing: Dari Genosida Hingga Kudeta
Pengambilalihan militer memotong transisi panjang Myanmar menuju demokrasi dan mengundang kecaman dari Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Barat lainnya.
Janji itu dilontarkan saat Dewan Keamanan PBB mencoba merundingkan pernyataan tentang krisis tersebut.
Militer Myanmar menahan pemimpin negara Aung San Suu Kyi dan tokoh politik lainnya pada Senin sebagai tanggapan atas "kecurangan pemilu". Kekuasaan saat ini dipegang oleh Panglima Militer Min Aung Hlaing. Militer pun memberlakukan keadaan darurat selama satu tahun.
"Kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk memobilisasi semua aktor kunci dan komunitas internasional untuk memberikan tekanan yang cukup pada Myanmar untuk memastikan bahwa kudeta ini gagal," tegas Guterres dalam wawancara yang disiarkan The Washington Post.
Dia menekankan, “Ini benar-benar tidak dapat diterima setelah pemilu- pemilu yang saya yakini berlangsung normal, dan setelah periode transisi yang besar.”
Lihat infografis: Jenderal Min Aung Hlaing: Dari Genosida Hingga Kudeta
Pengambilalihan militer memotong transisi panjang Myanmar menuju demokrasi dan mengundang kecaman dari Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Barat lainnya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda