Taliban-AS Saling Tuding Langgar Perjanjian Damai
Jum'at, 29 Januari 2021 - 18:21 WIB
Juru bicara Pentagon John Kirby mengatakan AS mempertahankan komitmennya untuk penarikan pasukan penuh, tetapi perjanjian itu juga menyerukan Taliban untuk memutuskan hubungan dengan al-Qaeda dan mengurangi kekerasan.
"Tanpa mereka memenuhi komitmen mereka untuk meninggalkan terorisme dan menghentikan serangan kekerasan terhadap Pasukan Keamanan Nasional Afghanistan, sangat sulit untuk melihat secara spesifik ke depan untuk penyelesaian yang dinegosiasikan," kata Kirby.
“Tapi kami masih berkomitmen untuk itu,” tegasnya.
Pejabat Gedung Putih dan Departemen Luar Negeri AS telah memperjelas rencana pemerintahan Biden untuk mengambil pandangan baru pada perjanjian perdamaian.
Gedung Putih mengatakan penasihat keamanan nasional Biden, Jake Sullivan, mengatakan kepada mitranya dari Afghanistan melalui panggilan telepon Jumat lalu bahwa pemerintahan baru akan "meninjau" kesepakatan itu.
Menteri Luar Negeri AS yang baru dilantik, Antony Blinken, pada hari Rabu lalu mengatakan bahwa pemerintah ingin melihat secara rinci untuk memahami dengan tepat apa yang ada dalam perjanjian sebelum memutuskan bagaimana melanjutkannya.
Perwakilan Taliban dan pemerintah Afghanistan awal bulan ini melanjutkan pembicaraan damai di Qatar - negara Teluk tempat kelompok bersenjata itu memiliki kantor - yang bertujuan untuk mengakhiri konflik selama beberapa dekade.
Tapi frustrasi dan ketakutan telah tumbuh karena lonjakan kekerasan baru-baru ini, dan kedua belah pihak saling menyalahkan.
tulis komentar anda