Pemimpin Agama Yahudi di Israel Sebut Vaksin COVID-19 Ubah Orang Jadi Gay
Selasa, 19 Januari 2021 - 07:01 WIB
Menurut laporan Israel Hayom yang dikutip news18.com, Selasa (19/1/2021), Asor berpendapat bahwa virus itu dilepaskan untuk memusnahkan populasi global. "Dan vaksin hanyalah cara untuk melanjutkan agenda ini," katanya.
Pemahaman Asor tentang teori-teori tak berdasar tersebut semakin tinggi, karena ia mengklaim bahwa seluruh bisnis vaksinasi hanyalah sebuah "tentara rahasia dan brutal" yang dipertahankan antara Amerika Serikat dan Israel, yang pada akhirnya akan mengganggu penegakan hukum lokal untuk agenda berdosa pemerintah global selanjutnya.
Baca Juga: Wabah COVID-19 Berlanjut, China Bangun Kamp Karantina 'Raksasa'
Namun, pernyataan Asor benar-benar bertentangan dengan instruksi yang diberikan oleh rabbi senior sekte tersebut termasuk Chaim Kanievsky, Gershon Edelstein dan Shalom Cohen, yang telah mendesak orang-orang untuk mengambil perlindungan maksimal terhadap pandemi global dan itu harus mencakup pengambilan vaksin.
Mengambil cemoohan sarkastik atas pernyataan Asor, kelompok advokasi LGBTQ+ Havruta mengatakan bahwa jika vaksin kemungkinan akan mengubah orientasi seksual seseorang, maka mereka dengan bersemangat menunggu untuk menyambut anggota baru yang akan datang.
Pernyataan Asor itu muncul di saat masyarakat Haredi dikabarkan menyaksikan kasus morbiditas yang tinggi karena orang-orang berulang kali melanggar norma-norma COVID-19.
Menurut laporan terbaru, sekitar 17.000 orang Israel telah menerima suntikan kedua dari vaksin tersebut dan tidak menunjukkan efek samping yang besar.
Namun, ini bukan pertama kalinya klaim aneh tentang vaksin dibuat oleh pemimpin global.
Sebelumnya, pada bulan Desember, Presiden Brazil Jair Bolsonaro memperingatkan warga Brazil bahwa jika mereka mengambil vaksin, mereka akan menumbuhkan janggut atau berubah menjadi aligator.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
tulis komentar anda