Pria Bersenjata dengan 500 Butir Amunisi Ditangkap Dekat Capitol
Minggu, 17 Januari 2021 - 09:24 WIB
WASHINGTON - Seorang pria asal Virginia ditangkap di sebuah pos pemeriksaan Washington dekat Capitol dengan izin pelantikan "palsu." Bersamanya ditemukan senjata dengan lebih dari 500 butir amunisi .
"Tersangka, yang diidentifikasi sebagai Wesley Allen Beeler (31), dihentikan di pos pemeriksaan dekat Taman Senat Bawah sekitar pukul 18.30. Jumat," bunyi laporan penangkapan seperti dikutip dari NBC News, Minggu (17/1/2021).
Menurut Kepolisian Capitol, sebuah senjata ilegal dan ratusan butir amunisi ditemukan di dalam truk yang dihiasi dengan stiker senjata beberapa hari jelang pelantikan Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih Joe Biden .
Pihak berwenang menduga Beeler, yang berasal dari Front Royal, Virginia, memberikan izin pelantikan palsu kepada seorang petugas kepolisian. Mereka tidak menjelaskan jenis dokumen apa yang dia tunjukkan yang menimbulkan kecurigaan.
"Pickup Ford F-150 tersangka memajang stiker yang berhubungan dengan senjata, termasuk satu stiker bertuliskan, 'Assault Life,' dan satu lagi bertuliskan, "Jika mereka datang untuk mengambil senjatamu, berikan pelurumu dulu," kata polisi.
Pihak berwenang menyatakan Beeler memiliki pistol Glock di bawah sandaran tangan. Hasil penggeledahan kemudian menemukan hampir 550 butir amunisi, termasuk magasin yang dimuat, dijepit ke Glock, dengan 16 butir peluru. Sebuah peluru tambahan ada di ruang pistol.
Menurut polisi dia didakwa karena dicurigai membawa senjata tanpa izin, memiliki senjata api yang tidak terdaftar, dan memiliki amunisi yang tidak terdaftar.
Namun Beeler mengaku bahwa insiden itu sebagai sebuah kesalahan. Kepada Washington Post Beeler mengatakan dia telah bekerja sebagai penjaga keamanan di pusat kota Washington. Saat kejadian, ia terlambat dan lupa bahwa senjatanya ada di dalam kendaraan. Dia bilang dia punya izin untuk membawanya di Virginia.
Dia menyangkal bahwa dia memiliki semua amunisi itu.
Penangkapan itu terjadi setelah kerusuhan 6 Januari di Capitol di mana para pendukung Presiden Donald Trump menyerbu gedung dalam pengepungan dengan kekerasan yang menewaskan lima orang dan banyak lainnya terluka.
"Tersangka, yang diidentifikasi sebagai Wesley Allen Beeler (31), dihentikan di pos pemeriksaan dekat Taman Senat Bawah sekitar pukul 18.30. Jumat," bunyi laporan penangkapan seperti dikutip dari NBC News, Minggu (17/1/2021).
Menurut Kepolisian Capitol, sebuah senjata ilegal dan ratusan butir amunisi ditemukan di dalam truk yang dihiasi dengan stiker senjata beberapa hari jelang pelantikan Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih Joe Biden .
Pihak berwenang menduga Beeler, yang berasal dari Front Royal, Virginia, memberikan izin pelantikan palsu kepada seorang petugas kepolisian. Mereka tidak menjelaskan jenis dokumen apa yang dia tunjukkan yang menimbulkan kecurigaan.
"Pickup Ford F-150 tersangka memajang stiker yang berhubungan dengan senjata, termasuk satu stiker bertuliskan, 'Assault Life,' dan satu lagi bertuliskan, "Jika mereka datang untuk mengambil senjatamu, berikan pelurumu dulu," kata polisi.
Pihak berwenang menyatakan Beeler memiliki pistol Glock di bawah sandaran tangan. Hasil penggeledahan kemudian menemukan hampir 550 butir amunisi, termasuk magasin yang dimuat, dijepit ke Glock, dengan 16 butir peluru. Sebuah peluru tambahan ada di ruang pistol.
Menurut polisi dia didakwa karena dicurigai membawa senjata tanpa izin, memiliki senjata api yang tidak terdaftar, dan memiliki amunisi yang tidak terdaftar.
Namun Beeler mengaku bahwa insiden itu sebagai sebuah kesalahan. Kepada Washington Post Beeler mengatakan dia telah bekerja sebagai penjaga keamanan di pusat kota Washington. Saat kejadian, ia terlambat dan lupa bahwa senjatanya ada di dalam kendaraan. Dia bilang dia punya izin untuk membawanya di Virginia.
Dia menyangkal bahwa dia memiliki semua amunisi itu.
Penangkapan itu terjadi setelah kerusuhan 6 Januari di Capitol di mana para pendukung Presiden Donald Trump menyerbu gedung dalam pengepungan dengan kekerasan yang menewaskan lima orang dan banyak lainnya terluka.
(ber)
tulis komentar anda