Terlupakan dan Kurang Dikenal, Ini 10 Pahlawan Super Melawan Genosida
Senin, 18 Januari 2021 - 06:32 WIB
Pada 1975, Khmer Merah dipimpin Pol Pot mengambil alih Kamboja dan membagi penduduk dalam komune-komune (kelompok). Satu komune terdiri 10 desa. Setiap kepala desa wajib melapor ke kepala komune.
Sebelum Khmer Merah berkuasa, Van Chhuon adalah salah satu orang termiskin di Kamboja meski menjabat sebagai kepala desa di komune. Sebagai kepala suku, Chhuon dapat dengan mudah menyelamatkan keluarganya dan menyerahkan anggota komune ke rezim namun itu tidak dilakukannya. (Baca juga: Gorila di Kebun Binatang San Diego Tertular Virus Corona)
Sebaliknya, Chhuon mencegah orang-orangnya kelaparan dengan menunjukkan kepada mereka cara menyembunyikan makanan. Dia menyembunyikan buronan dan berbohong kepada tentara tentang keberadaan mereka. Dia secara pribadi masuk penjara untuk membela nyawa salah satu penduduk desanya. Selama genosida rezim Pol Pot, Van Chhuon diklaim menyelamatkan banyak nyawa.
7. Carl Wilkens (Aktivis Kemanusiaan Penyelamat Anak Yatim Genosida Rwanda)
Carl Wilkens adalah misionaris Kristen Amerika Serikat (AS) dan mantan kepala Adventist Development and Relief Agency International di Rwanda. Pada 1994, dia satu-satunya orang AS yang memilih tetap tinggal saat genosida Rwanda terjadi.
Suku mayoritas Hutu banyak melakukan pembantaian terhadap suku minoritas Tutsi, termasuk melakukannya di panti-panti asuhan. Suatu hari, saat ada sebuah panti asuhan akan dihancurkan, Carl datang dan mencoba melindungi anak-anak panti.
Melihat aksinya, para milisi Hutu memutuskan menunda pembantaian selama beberapa jam. Wilkens menuju ke kantor Perdana Menteri dan memohon kepada para milisi untuk menyelamatkan hidup 400 anak panti asuhan. Berkat usaha Wilkens, panti asuhan dievakuasi dan anak-anak mendapat kesempatan hidup.
8. Nicholas Winton (Pialang Saham yang Selamatkan Anak-anak Cekoslowakia)
Sebelum Khmer Merah berkuasa, Van Chhuon adalah salah satu orang termiskin di Kamboja meski menjabat sebagai kepala desa di komune. Sebagai kepala suku, Chhuon dapat dengan mudah menyelamatkan keluarganya dan menyerahkan anggota komune ke rezim namun itu tidak dilakukannya. (Baca juga: Gorila di Kebun Binatang San Diego Tertular Virus Corona)
Sebaliknya, Chhuon mencegah orang-orangnya kelaparan dengan menunjukkan kepada mereka cara menyembunyikan makanan. Dia menyembunyikan buronan dan berbohong kepada tentara tentang keberadaan mereka. Dia secara pribadi masuk penjara untuk membela nyawa salah satu penduduk desanya. Selama genosida rezim Pol Pot, Van Chhuon diklaim menyelamatkan banyak nyawa.
7. Carl Wilkens (Aktivis Kemanusiaan Penyelamat Anak Yatim Genosida Rwanda)
Carl Wilkens adalah misionaris Kristen Amerika Serikat (AS) dan mantan kepala Adventist Development and Relief Agency International di Rwanda. Pada 1994, dia satu-satunya orang AS yang memilih tetap tinggal saat genosida Rwanda terjadi.
Suku mayoritas Hutu banyak melakukan pembantaian terhadap suku minoritas Tutsi, termasuk melakukannya di panti-panti asuhan. Suatu hari, saat ada sebuah panti asuhan akan dihancurkan, Carl datang dan mencoba melindungi anak-anak panti.
Melihat aksinya, para milisi Hutu memutuskan menunda pembantaian selama beberapa jam. Wilkens menuju ke kantor Perdana Menteri dan memohon kepada para milisi untuk menyelamatkan hidup 400 anak panti asuhan. Berkat usaha Wilkens, panti asuhan dievakuasi dan anak-anak mendapat kesempatan hidup.
8. Nicholas Winton (Pialang Saham yang Selamatkan Anak-anak Cekoslowakia)
Lihat Juga :
tulis komentar anda