Trump Sebut Upaya Makzulkan Dirinya sebagai 'Perburuan Penyihir' Terbesar
Rabu, 13 Januari 2021 - 22:11 WIB
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump angkat bicara mengenai upaya untuk memakzulkan dirinya. Trump mengatakan bahwa langkah untuk mendakwa dia adalah kelanjutan dari perburuan penyihir terbesar dalam sejarah politik AS.
"Ini benar-benar konyol dan menyebabkan kemarahan yang luar biasa. Saya tidak ingin ada kekerasan," ucap Trump, seperti dilansir Anadolu Agency pada Rabu (13/1/2021).
Dia kemudian mengecam sejumlah raksasa teknologi Amerika, termasuk Twitter, Facebook dan Instagram karena memblokir akunnya karena "risiko kekerasan lebih lanjut" dan mengatakan itu akan menjadi "kesalahan yang berakibat bencana" bagi mereka.
"Tapi, saya pikir teknologi besar telah membuat kesalahan besar dan itu sangat-sangat buruk bagi negara kita dan itu membuat orang lain melakukan hal yang sama," katanya.
Sementara itu, sebelumnya DPR AS, yang dikuasai Partai Demokrat, mengeluarkan resolusi yang mendesak Wakil Presiden Mike Pence untuk menggunakan Amandemen ke-25 untuk memakzulkan Trump setelah peristiwa pengepungan gedung Capitol.
Partai Republik yang keberatan dengan resolusi tersebut mengatakan, meskipun mereka tidak memaafkan tindakan presiden, mereka khawatir Kongres bertindak tidak tepat dengan memberikan tekanan pada Pence untuk bertindak.
Pence sendri diketahui telah menegaskan bahwa dia menentang penerapan Amandemen ke-25 untuk mencopot Trump dari jabatannya setelah pendukungnya mengepung gedung Capitol minggu lalu. Pence mengatakan hal itu langsung kepada Ketua DPR AS, Nancy Pelosi.
"Ini benar-benar konyol dan menyebabkan kemarahan yang luar biasa. Saya tidak ingin ada kekerasan," ucap Trump, seperti dilansir Anadolu Agency pada Rabu (13/1/2021).
Dia kemudian mengecam sejumlah raksasa teknologi Amerika, termasuk Twitter, Facebook dan Instagram karena memblokir akunnya karena "risiko kekerasan lebih lanjut" dan mengatakan itu akan menjadi "kesalahan yang berakibat bencana" bagi mereka.
"Tapi, saya pikir teknologi besar telah membuat kesalahan besar dan itu sangat-sangat buruk bagi negara kita dan itu membuat orang lain melakukan hal yang sama," katanya.
Sementara itu, sebelumnya DPR AS, yang dikuasai Partai Demokrat, mengeluarkan resolusi yang mendesak Wakil Presiden Mike Pence untuk menggunakan Amandemen ke-25 untuk memakzulkan Trump setelah peristiwa pengepungan gedung Capitol.
Partai Republik yang keberatan dengan resolusi tersebut mengatakan, meskipun mereka tidak memaafkan tindakan presiden, mereka khawatir Kongres bertindak tidak tepat dengan memberikan tekanan pada Pence untuk bertindak.
Pence sendri diketahui telah menegaskan bahwa dia menentang penerapan Amandemen ke-25 untuk mencopot Trump dari jabatannya setelah pendukungnya mengepung gedung Capitol minggu lalu. Pence mengatakan hal itu langsung kepada Ketua DPR AS, Nancy Pelosi.
(esn)
tulis komentar anda