Tingkat Kemanjuran Vaksin Sinovac China di Brasil Hanya 50,4%
Rabu, 13 Januari 2021 - 11:55 WIB
Bulan lalu, peneliti Turki mengatakan vaksin Sinovac efektif 91,25%, sedangkan data Indonesia menyatakan efektif 65,3%. Keduanya merupakan hasil sementara dari uji coba tahap akhir.
Ada kekhawatiran dan kritik bahwa uji coba vaksin China tidak tunduk pada pengawasan dan tingkat transparansi yang sama seperti rekan-rekannya di Barat.
Baik vaksin Sinovac maupun vaksin yang dikembangkan oleh Universitas Oxford dan perusahaan farmasi AstraZeneca memiliki permintaan untuk otorisasi penggunaan darurat menunggu persetujuan regulator di Brasil.(Baca juga: 15 juta Vaksin Sinovac dalam bentuk Curah Tiba di Indonesia )
Berita terbaru datang saat Brasil menghadapi lonjakan besar kasus COVID-19. Negara ini saat ini memiliki jumlah kasus COVID-19 tertinggi ketiga di dunia dengan lebih dari 8,1 juta, tepat di belakang Amerika Serikat (AS) dan India.
Editor BBC World Service Amerika, Candace Piette, mengatakan negara itu menderita salah satu wabah paling mematikan di dunia, tetapi belum mengumumkan kapan program vaksinasi akan dimulai.
"Penundaan ini sebagian besar disebabkan oleh pendekatan vaksinasi pemerintah yang sembarangan dan terbagi," kata koresponden BBC.
Lihat Juga: 2 Orang Ini Lolos dari Maut karena Ketinggalan Penerbangan VoePass yang Tewaskan 62 Orang
Ada kekhawatiran dan kritik bahwa uji coba vaksin China tidak tunduk pada pengawasan dan tingkat transparansi yang sama seperti rekan-rekannya di Barat.
Baik vaksin Sinovac maupun vaksin yang dikembangkan oleh Universitas Oxford dan perusahaan farmasi AstraZeneca memiliki permintaan untuk otorisasi penggunaan darurat menunggu persetujuan regulator di Brasil.(Baca juga: 15 juta Vaksin Sinovac dalam bentuk Curah Tiba di Indonesia )
Berita terbaru datang saat Brasil menghadapi lonjakan besar kasus COVID-19. Negara ini saat ini memiliki jumlah kasus COVID-19 tertinggi ketiga di dunia dengan lebih dari 8,1 juta, tepat di belakang Amerika Serikat (AS) dan India.
Editor BBC World Service Amerika, Candace Piette, mengatakan negara itu menderita salah satu wabah paling mematikan di dunia, tetapi belum mengumumkan kapan program vaksinasi akan dimulai.
"Penundaan ini sebagian besar disebabkan oleh pendekatan vaksinasi pemerintah yang sembarangan dan terbagi," kata koresponden BBC.
Lihat Juga: 2 Orang Ini Lolos dari Maut karena Ketinggalan Penerbangan VoePass yang Tewaskan 62 Orang
(ber)
tulis komentar anda