4 Orang Tewas dan 52 Orang Ditahan dalam Penyerbuan US Capitol
Kamis, 07 Januari 2021 - 13:18 WIB
Sementara jumlah orang yang ditangkap diperkirakan akan bertambah. Jumlah itu tidak seberapa jika dibandingkan dengan lebih dari 300 orang yang ditangkap polisi setelah protes 1 Juni di distrik tersebut terkait kasus polisi kulit putih membunuh warga kulit hitam George Floyd.
Dalam insiden di dekat Gedung Putih itu, polisi mengayunkan tongkat polisi dan agen federal menembakkan gas air mata, granat flashbang, dan peluru karet untuk memaksa pengunjuk rasa lebih jauh dari Gedung Putih, memungkinkan Presiden Donald Trump berjalan melintasi Taman Lafayette dan memegang Alkitab di depan Gereja St John .
Sementara polisi menghadapi kritik keras karena terlalu agresif di Lafayette Square, namun, Kepolisian US Capitol kini menghadapi pertanyaan tentang mengapa mereka tidak berbuat lebih banyak untuk mengamankan Capitol dan membiarkan banyak perusuh kemudian keluar dari gedung tanpa penangkapan.
(BACA JUGA : Harley-Davidson Buat Pesta Virtual Untuk Bikers Harley di Asia )
Walikota Bowser mengatakan polisi bermaksud meminta bantuan publik dalam mengidentifikasi perusuh.
Banyak para perusuh itu berpose untuk foto di dalam US Capitol dan gambar-gambar mereka dapat dilihat dalam video viral di media sosial tanpa masker wajah.
"Kami akan mengawasi. Beberapa dari mereka, kami pikir harus bertanggung jawab atas pembantaian itu," ujar dia.
(BACA JUGA : Jelang Australia Terbuka, Si Cantik Camila Giorgi Pamer Foto Menggoda )
Pada Rabu malam, FBI juga meminta publik mengirimkan tips, seperti gambar, video, dan informasi lain untuk membantu agen mengidentifikasi orang yang "secara aktif memicu kekerasan".
Bowser juga memperpanjang deklarasi darurat publik selama 15 hari, memungkinkannya membatasi pergerakan orang di sekitar kota jika perlu.
Dalam insiden di dekat Gedung Putih itu, polisi mengayunkan tongkat polisi dan agen federal menembakkan gas air mata, granat flashbang, dan peluru karet untuk memaksa pengunjuk rasa lebih jauh dari Gedung Putih, memungkinkan Presiden Donald Trump berjalan melintasi Taman Lafayette dan memegang Alkitab di depan Gereja St John .
Sementara polisi menghadapi kritik keras karena terlalu agresif di Lafayette Square, namun, Kepolisian US Capitol kini menghadapi pertanyaan tentang mengapa mereka tidak berbuat lebih banyak untuk mengamankan Capitol dan membiarkan banyak perusuh kemudian keluar dari gedung tanpa penangkapan.
(BACA JUGA : Harley-Davidson Buat Pesta Virtual Untuk Bikers Harley di Asia )
Walikota Bowser mengatakan polisi bermaksud meminta bantuan publik dalam mengidentifikasi perusuh.
Banyak para perusuh itu berpose untuk foto di dalam US Capitol dan gambar-gambar mereka dapat dilihat dalam video viral di media sosial tanpa masker wajah.
"Kami akan mengawasi. Beberapa dari mereka, kami pikir harus bertanggung jawab atas pembantaian itu," ujar dia.
(BACA JUGA : Jelang Australia Terbuka, Si Cantik Camila Giorgi Pamer Foto Menggoda )
Pada Rabu malam, FBI juga meminta publik mengirimkan tips, seperti gambar, video, dan informasi lain untuk membantu agen mengidentifikasi orang yang "secara aktif memicu kekerasan".
Bowser juga memperpanjang deklarasi darurat publik selama 15 hari, memungkinkannya membatasi pergerakan orang di sekitar kota jika perlu.
tulis komentar anda