Wapres Pence Membangkang pada Trump, Tolak Ubah Hasil Pilpres AS

Kamis, 07 Januari 2021 - 02:49 WIB
Wakil Presiden Amerika Serikat Mike Pence. Foto/REUTERS
WASHINGTON - Wakil Presiden Mike Pence pada hari Rabu secara terbuka memutuskan hubungan dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump , bos yang dia layani dengan patuh selama empat tahun. Dia mengatakan dirinya tidak dapat tunduk pada tuntutannya untuk mengubah hasil pemilihan presiden ( pilpres ) Amerika.

Pence meresmikan pandangannya dalam sebuah surat kepada anggota parlemen, yang menyatakan dia tidak memiliki kewenangan sepihak untuk memutuskan pilpres dan tidak dapat mengubah hasil pemilihan. (Baca: Trump Lagi-lagi Tak Akui Hasil Pilpres AS: 'Kami Tak Akan Pernah Menyerah' )

"Merupakan penilaian saya bahwa sumpah saya untuk mendukung dan mempertahankan Konstitusi membatasi saya untuk mengklaim otoritas sepihak untuk menentukan suara elektoral mana yang harus dihitung dan mana yang tidak," tulis Pence dalam suratnya, seperti dikutip CNN, Kamis (7/1/2021).



Dia mengakhiri suratnya dengan kalimat: "So Help Me God".

Itu adalah kata-kata terakhir dari Pence sebelum dia memimpin rapat gabungan Kongres untuk menghitung suara Electoral College. Dia telah menyampaikan pandangan serupa kepada Presiden Trump dalam pertemuan sehari sebelumnya, sebagaimana diungkap sumber yang mengetahui percakapan itu kepada CNN.

Tapi, Trump yang termakan konspirasi dan nasihat hukum yang tidak masuk akal, tidak mendengarkan. Dia sekarang siap untuk melampiaskan amarahnya pada wakilnya tersebut.

"Saya berharap Mike akan melakukan hal yang benar," kata Trump pada pertemuan umum di Ellipse pada Rabu siang. "Jika Mike Pence melakukan hal yang benar, kami memenangkan pemilihan."

"Jika tidak, itu akan menjadi hari yang menyedihkan bagi negara kita," imbuh Trump. (Baca juga: Dikira Prank, Telepon Trump ke Pejabat Georgia Ditolak 18 Kali )

Bahkan setelah Pence merilis pernyataannya, Trump mengatakan dia berharap wakil presidennya itu akan mengabaikan mereka yang dia sebut "orang-orang bodoh" dan tunduk padanya.

Ini adalah posisi yang menyiksa bagi letnan setia Trump, yang memiliki ambisi politiknya sendiri yang, untuk saat ini, tampaknya bertentangan dengan tanggung jawab konstitusionalnya.

Pence telah terjebak oleh Trump melalui berbagai skandal, termasuk pernyataan samar-samar tentang supremasi kulit putih dan pemakzulannya. Dia telah berusaha untuk membela dan mendukung Trump dengan sekutu asing yang skeptis dan kelompok tradisional Partai Republik. Kesetiaannya telah membuatnya dicemooh tetapi—sampai sekarang—membantunya menghindari kemarahan Trump.
(min)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More