Saudi-Qatar Buka Blokade Jadi Sinyal Unifikasi Negara Teluk
Rabu, 06 Januari 2021 - 06:52 WIB
"Beberapa isu memang diselesaikan, tetapi akar penyebab ketegangan yakni hubungan buruk para pemimpin dan perbedaan kebijakan tentang Iran, Turki dan Ikhwanul Muslimin belum diselesaikan," kata diplomat itu kepada Axios.
Blokade selama tiga setengah tahun sangat merugikan perekonomian Qatar. Rakyat Qatar pasti tidak akah mudah memaafkan tingkah Saudi dan sekutunya. Mereka juga marah dengan sikap pemimpin Qatar yang tidak mau berkompromi dengan Saudi. Yang jelas menjadi korban adalah rakyat Qatar.
Upaya Kuwait memang patut dihargai. Sejak awal, Kuwait selalu menjadi menjadi penengah yang baik dan sabar. Kuwait menyadari konflik itu hanya akan merugikan persatuan negara-negara Arab. Langkah Kuwait itu didukung penuh pemerintahan Donald Trump yang ingin mempersatukan negara-negara aliansinya.
Banyak pihak menduga rekonsiliasi Qatar dan Saudi merupakan upaya membentuk front bersatu melawan Iran. Itu merupakan misi yang diinginkan oleh AS dan Saudi. Apalagi, kantor berita SPA mengutup penguasa de facto Saudi, Putra Mahkota MBS mengatakan bahwa pertemuan pemimpin Teluk akan mempersatukan negara-negara Teluk.
“Bersatu untuk melawan dan menghadapi tantangan yang dihadapi kawasan Timur Tengah,” ungkap MBS.
MBS juga mengungkapkan, konferensi negara Teluk akan semakin inklusif menunju reunifikasi dan solidaritas. “Konferensi harus memperat dan mempersatuan untuk kebaikan dan kesejahteraan,” demikian ungkap keterangan resmi MBS.
Kesepakatan pencabutan blokade Qatar disambut banyak pihak. Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif berharap rekonsiliasi Teluk berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi dan stabilitas politik bagi semua rakyat di kawasan.
Kemudian, Menteri Luar Negeri UEA Anwar Gargash mengungkapkan, restorasi persatuan Teluk akan menunjukkan kerja bersama dan bergerak ke arah yang tepat. Konferensi Negara Teluk, menurut Gargash, akan memulihkan kohesi Teluk, meskipun perlu kerja keras kedepan. "Keamanan, stabilitas, dan kesejahteraan harus menjadi prioritas utama," kata Gargash.
Kementerian Luar Negeri Turki menyambut baik kesepakatan tersebut untuk menyelesaikan ketegangan. “Harapan kita adalah ketegangan bisa dicapai dengan komprehensif dan resolusi jangka panjang untuk menghormati kedaulatan dan sanksi terhadap rakyat Qatar segera dicabut,” demikian keterangan Turki.
Kesepakatan pencabutan blokade merupakan serangkaian pencapaian diplomatik yang dilakukan Kushner. Itu termasuk normalisasi hubungan diplomatik Israel dengan UEA, Bahrain, Sudan dan Maroko. “Itu merupakan terobosan masif,” kata pejabat AS.
Blokade selama tiga setengah tahun sangat merugikan perekonomian Qatar. Rakyat Qatar pasti tidak akah mudah memaafkan tingkah Saudi dan sekutunya. Mereka juga marah dengan sikap pemimpin Qatar yang tidak mau berkompromi dengan Saudi. Yang jelas menjadi korban adalah rakyat Qatar.
Upaya Kuwait memang patut dihargai. Sejak awal, Kuwait selalu menjadi menjadi penengah yang baik dan sabar. Kuwait menyadari konflik itu hanya akan merugikan persatuan negara-negara Arab. Langkah Kuwait itu didukung penuh pemerintahan Donald Trump yang ingin mempersatukan negara-negara aliansinya.
Banyak pihak menduga rekonsiliasi Qatar dan Saudi merupakan upaya membentuk front bersatu melawan Iran. Itu merupakan misi yang diinginkan oleh AS dan Saudi. Apalagi, kantor berita SPA mengutup penguasa de facto Saudi, Putra Mahkota MBS mengatakan bahwa pertemuan pemimpin Teluk akan mempersatukan negara-negara Teluk.
“Bersatu untuk melawan dan menghadapi tantangan yang dihadapi kawasan Timur Tengah,” ungkap MBS.
MBS juga mengungkapkan, konferensi negara Teluk akan semakin inklusif menunju reunifikasi dan solidaritas. “Konferensi harus memperat dan mempersatuan untuk kebaikan dan kesejahteraan,” demikian ungkap keterangan resmi MBS.
Kesepakatan pencabutan blokade Qatar disambut banyak pihak. Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif berharap rekonsiliasi Teluk berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi dan stabilitas politik bagi semua rakyat di kawasan.
Kemudian, Menteri Luar Negeri UEA Anwar Gargash mengungkapkan, restorasi persatuan Teluk akan menunjukkan kerja bersama dan bergerak ke arah yang tepat. Konferensi Negara Teluk, menurut Gargash, akan memulihkan kohesi Teluk, meskipun perlu kerja keras kedepan. "Keamanan, stabilitas, dan kesejahteraan harus menjadi prioritas utama," kata Gargash.
Kementerian Luar Negeri Turki menyambut baik kesepakatan tersebut untuk menyelesaikan ketegangan. “Harapan kita adalah ketegangan bisa dicapai dengan komprehensif dan resolusi jangka panjang untuk menghormati kedaulatan dan sanksi terhadap rakyat Qatar segera dicabut,” demikian keterangan Turki.
Kesepakatan pencabutan blokade merupakan serangkaian pencapaian diplomatik yang dilakukan Kushner. Itu termasuk normalisasi hubungan diplomatik Israel dengan UEA, Bahrain, Sudan dan Maroko. “Itu merupakan terobosan masif,” kata pejabat AS.
Lihat Juga :
tulis komentar anda