Pandemi dan Perubahan Iklim Tingkatkan Ancaman Terhadap Kesehatan Manusia

Minggu, 03 Januari 2021 - 03:01 WIB
Panas dan kekeringan, jelas laporan itu, mendorong peningkatan tajam dalam keterpaparan manusia terhadap kebakaran hutan, dengan 128 negara mengalami peningkatan populasi yang terluka, terbunuh atau terlantar akibat kebakaran sejak awal 2000-an.

Dikatakan bahwa kenaikan permukaan laut yang diproyeksikan oleh emisi bahan bakar fosil, pertanian, dan transportasi dapat mengancam hingga 565 juta orang mengungsi pada tahun 2100, yang pada gilirannya membuat mereka menghadapi berbagai masalah kesehatan.

Dengan lebih dari sembilan juta kematian yang disebabkan oleh pola makan yang buruk setiap tahun, panel ahli di balik laporan tersebut menemukan bahwa kematian terkait dengan konsumsi daging merah yang berlebihan telah meningkat 70 persen, hanya dalam tiga dekade.

Para penulis memperingatkan bahwa urbanisasi yang berkelanjutan, pertanian intensif, perjalanan udara, dan gaya hidup yang didukung oleh bahan bakar fosil akan membuat pandemi di masa depan seperti Covid-19 jauh lebih mungkin terjadi.

Mereka menyerukan tindakan segera untuk mengurangi emisi untuk mencegah efek terburuk dari perubahan iklim dan mengurangi dampaknya sebagai pengganda ancaman kesehatan.

(Baca: Investasi Rp3.461 Triliun Dibutuhkan RI untuk Pengurangan Emisi )

"Sekaranglah waktunya bagi kita semua untuk lebih serius menangani faktor penentu lingkungan dari kesehatan. Kita harus mengatasi keadaan darurat iklim, melindungi keanekaragaman hayati, dan memperkuat sistem alam tempat peradaban kita bergantung," kata Pemimpin Redaksi The Lancet, Richard Horton.

Sementara penguncian dan pembatasan perjalanan selama pandemi Covid-19 dapat menurunkan emisi gas rumah kaca pada tahun 2020. Ada kekhawatiran bahwa bahan bakar fosil akan dipinjamkan oleh pemerintah untuk mendukung pemulihan pandemi mereka.

Panel Lancet menyerukan "penyelarasan pemulihan iklim dan pandemi" untuk memberikan manfaat kesehatan, dan ekonomi jangka pendek dan panjang. Dikatakan bahwa manfaat kesehatan dari tingkat polusi udara yang lebih rendah dan kejadian cuaca ekstrim yang lebih sedikit, serta perbaikan pola makan saja akan lebih dari sekedar membayar biaya mitigasi iklim.

"Dengan triliunan diinvestasikan secara global dalam dukungan dan stimulus ekonomi, ada peluang nyata untuk memberikan kemenangan tiga kali lipat - yang meningkatkan kesehatan masyarakat, menciptakan ekonomi yang berkelanjutan dan melindungi lingkungan," kata Maria Neira, direktur Departemen Lingkungan, Perubahan Iklim dan Kesehatan di Organisasi Kesehatan Dunia.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More