Iran Akan Memperkaya Uranium Hingga 20 Persen
Sabtu, 02 Januari 2021 - 11:29 WIB
TEHERAN - Iran telah mengatakan kepada inspektur nuklir internasional bahwa mereka berencana untuk memperkaya uranium hingga 20% di fasilitas nuklir bawah tanah Fordo. Kebijakan ini semakin meningkatkan tekanan kepada Barat atas perjanjian nuklir yang compang camping.
Kantor berita Iran, IRNA, mengakui langkah tersebut setelah berita surat yang dikirim ke Badan Energi Atom Internasional (IAEA) bocor pada Jumat malam. Perwakilan Rusia untuk IAEA juga mengakui surat Iran di Twitter, meskipun badan tersebut tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Langkah itu dilakukan di tengah ketegangan yang meningkat antara Iran dan Amerika Serikat (AS) di hari-hari terakhir pemerintahan Presiden Donald Trump, yang secara sepihak menarik Amerika dari kesepakatan nuklir Teheran pada 2018. Hal itu memicu serangkaian insiden yang meningkat yang memuncak dengan serangan pesawat tak berawak AS yang membunuh seorang jenderal tertinggi Iran di Baghdad setahun yang lalu. Peringatan peristiwa itu yang jatuh pada Minggu esok membuat para pejabat AS sekarang khawatir tentang kemungkinan pembalasan oleh Iran.
Keputusan itu diambil setelah parlemen mengesahkan RUU, yang kemudian disetujui oleh pengawas konstitusional, yang bertujuan untuk meningkatkan pengayaan guna menekan Eropa agar memberikan keringanan sanksi.(Baca juga: Parlemen Iran Sahkan UU Pengayaan Uranium Dekati Level Senjata Nuklir )
Perwakilan permanen Rusia untuk IAEA yang berbasis di Wina, Mikhail Ulyanov, menulis di Twitter bahwa Teheran berencana untuk melanjutkan pengayaan hingga 20% setelah Wall Street Journal menyampaikan berita tersebut.
IRNA kemudian melaporkan komentar Ulyanov, yang mengaitkan keputusan tersebut dengan RUU parlemen yang bertujuan untuk memulai kembali pengayaan yang lebih tinggi di fasilitas bawah tanah Iran, Fordo, seperti dikutip dari The Associated Press, Sabtu (2/1/2021).
Sejak kesepakatan gagal, Iran telah melanjutkan pengayaan uranium di Fordo, dekat kota suci Syiah Qom, sekitar 90 kilometer barat daya Teheran.
Terlindung oleh pegunungan, Fordo dikelilingi oleh senjata anti-pesawat dan benteng pertahanan lainnya. Fasilitas itu seukuran lapangan sepak bola, cukup besar untuk menampung 3.000 sentrifugal, tetapi kecil dan cukup keras untuk membuat pejabat AS curiga jika fasilitas itu memiliki tujuan militer ketika mereka mengekspos situs tersebut ke publik pada tahun 2009.
Saat ini, Iran memperkaya uranium hingga 4,5%, melanggar batas kesepakatan nuklir 2015 yang mencapai sebesar 3,67%. Para ahli mengatakan Iran sekarang memiliki cukup persediaan uranium yang diperkaya rendah untuk setidaknya dua senjata nuklir, jika memilih untuk berniat memilikinya. Iran sendiri sudah lama mempertahankan program nuklirnya untuk tujuan damai.
Iran secara terpisah telah memulai pembangunan di situs baru di fasilitas nuklir bawah tanahnya di Fordo, menurut foto satelit yang diperoleh The Associated Press pada bulan Desember.(Baca juga: Iran Bangun Fasilitas Nuklir Bawah Tanah saat Tegang dengan AS )
Kantor berita Iran, IRNA, mengakui langkah tersebut setelah berita surat yang dikirim ke Badan Energi Atom Internasional (IAEA) bocor pada Jumat malam. Perwakilan Rusia untuk IAEA juga mengakui surat Iran di Twitter, meskipun badan tersebut tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Langkah itu dilakukan di tengah ketegangan yang meningkat antara Iran dan Amerika Serikat (AS) di hari-hari terakhir pemerintahan Presiden Donald Trump, yang secara sepihak menarik Amerika dari kesepakatan nuklir Teheran pada 2018. Hal itu memicu serangkaian insiden yang meningkat yang memuncak dengan serangan pesawat tak berawak AS yang membunuh seorang jenderal tertinggi Iran di Baghdad setahun yang lalu. Peringatan peristiwa itu yang jatuh pada Minggu esok membuat para pejabat AS sekarang khawatir tentang kemungkinan pembalasan oleh Iran.
Keputusan itu diambil setelah parlemen mengesahkan RUU, yang kemudian disetujui oleh pengawas konstitusional, yang bertujuan untuk meningkatkan pengayaan guna menekan Eropa agar memberikan keringanan sanksi.(Baca juga: Parlemen Iran Sahkan UU Pengayaan Uranium Dekati Level Senjata Nuklir )
Perwakilan permanen Rusia untuk IAEA yang berbasis di Wina, Mikhail Ulyanov, menulis di Twitter bahwa Teheran berencana untuk melanjutkan pengayaan hingga 20% setelah Wall Street Journal menyampaikan berita tersebut.
IRNA kemudian melaporkan komentar Ulyanov, yang mengaitkan keputusan tersebut dengan RUU parlemen yang bertujuan untuk memulai kembali pengayaan yang lebih tinggi di fasilitas bawah tanah Iran, Fordo, seperti dikutip dari The Associated Press, Sabtu (2/1/2021).
Sejak kesepakatan gagal, Iran telah melanjutkan pengayaan uranium di Fordo, dekat kota suci Syiah Qom, sekitar 90 kilometer barat daya Teheran.
Terlindung oleh pegunungan, Fordo dikelilingi oleh senjata anti-pesawat dan benteng pertahanan lainnya. Fasilitas itu seukuran lapangan sepak bola, cukup besar untuk menampung 3.000 sentrifugal, tetapi kecil dan cukup keras untuk membuat pejabat AS curiga jika fasilitas itu memiliki tujuan militer ketika mereka mengekspos situs tersebut ke publik pada tahun 2009.
Saat ini, Iran memperkaya uranium hingga 4,5%, melanggar batas kesepakatan nuklir 2015 yang mencapai sebesar 3,67%. Para ahli mengatakan Iran sekarang memiliki cukup persediaan uranium yang diperkaya rendah untuk setidaknya dua senjata nuklir, jika memilih untuk berniat memilikinya. Iran sendiri sudah lama mempertahankan program nuklirnya untuk tujuan damai.
Iran secara terpisah telah memulai pembangunan di situs baru di fasilitas nuklir bawah tanahnya di Fordo, menurut foto satelit yang diperoleh The Associated Press pada bulan Desember.(Baca juga: Iran Bangun Fasilitas Nuklir Bawah Tanah saat Tegang dengan AS )
(ber)
Lihat Juga :
tulis komentar anda