Awas, Rilis Data Tak Lengkap Bisa Rusak Kepercayaan pada Vaksin Sinovac
Senin, 28 Desember 2020 - 18:07 WIB
Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri China mengatakan, “Pengembang vaksin mendorong dengan kepatuhan ketat pada prinsip-prinsip ilmiah dan persyaratan sesuai peraturan."
Empat vaksin China lainnya dari Sinopharm, CanSino Biologics dan Chinese Academy of Sciences sedang dalam uji klinis Fase 3.
Data uji coba Turki untuk CoronaVac didasarkan pada analisis terhadap 1.322 peserta yang mencakup 29 orang yang terinfeksi, dan evaluasi kemanjuran dilakukan 14 hari setelah dosis kedua diberikan.
Pihak berwenang awalnya berencana mengumumkan hasil tes ketika jumlah pasien mencapai 40, tetapi merilis evaluasi sementara karena negara tersebut berupaya memberikan otorisasi penggunaan darurat.
Menurut laporan Reuters, Indonesia, yang juga mempertimbangkan vaksinasi massal, membingungkan dunia awal bulan ini ketika Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Bio Farma mengatakan keampuhan vaksin itu 97%. Kemudian diklarifikasi bahwa angka pencegahan belum bisa ditentukan dan perlu menunggu data yang lengkap.
“Jika Anda tidak dapat memberikan rincian yang memadai, mungkin lebih baik Anda tidak membuat pengumuman seperti itu,” ungkap Paul Griffin, profesor di Universitas Queensland yang juga menjalankan sejumlah studi vaksin COVID-19.
Dengan data kemanjuran di Turki berdasarkan hanya 1.322 subjek dan kasus infeksi kecil, para ahli mengatakan lebih banyak data dari sejumlah besar peserta akan diperlukan untuk mendapatkan persetujuan peraturan.
“Sulit untuk menentukan seberapa baik vaksin Sinovac bekerja hanya berdasarkan 29 kasus virus corona,” papar Kim.
“Akan lebih baik jika memiliki lebih banyak sukarelawan dan lebih banyak infeksi, yang akan meningkatkan kekuatan data kemanjuran,” ungkap dia.
Itu akan membuat data dari Brasil menjadi penting setelah menyelesaikan uji coba dengan 13.000 sukarelawan. Adapun uji coba di Turki dan Indonesia masing-masing melibatkan lebih dari 7.000 dan 1.600 relawan.
Empat vaksin China lainnya dari Sinopharm, CanSino Biologics dan Chinese Academy of Sciences sedang dalam uji klinis Fase 3.
Data uji coba Turki untuk CoronaVac didasarkan pada analisis terhadap 1.322 peserta yang mencakup 29 orang yang terinfeksi, dan evaluasi kemanjuran dilakukan 14 hari setelah dosis kedua diberikan.
Pihak berwenang awalnya berencana mengumumkan hasil tes ketika jumlah pasien mencapai 40, tetapi merilis evaluasi sementara karena negara tersebut berupaya memberikan otorisasi penggunaan darurat.
Menurut laporan Reuters, Indonesia, yang juga mempertimbangkan vaksinasi massal, membingungkan dunia awal bulan ini ketika Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Bio Farma mengatakan keampuhan vaksin itu 97%. Kemudian diklarifikasi bahwa angka pencegahan belum bisa ditentukan dan perlu menunggu data yang lengkap.
“Jika Anda tidak dapat memberikan rincian yang memadai, mungkin lebih baik Anda tidak membuat pengumuman seperti itu,” ungkap Paul Griffin, profesor di Universitas Queensland yang juga menjalankan sejumlah studi vaksin COVID-19.
Dengan data kemanjuran di Turki berdasarkan hanya 1.322 subjek dan kasus infeksi kecil, para ahli mengatakan lebih banyak data dari sejumlah besar peserta akan diperlukan untuk mendapatkan persetujuan peraturan.
“Sulit untuk menentukan seberapa baik vaksin Sinovac bekerja hanya berdasarkan 29 kasus virus corona,” papar Kim.
“Akan lebih baik jika memiliki lebih banyak sukarelawan dan lebih banyak infeksi, yang akan meningkatkan kekuatan data kemanjuran,” ungkap dia.
Itu akan membuat data dari Brasil menjadi penting setelah menyelesaikan uji coba dengan 13.000 sukarelawan. Adapun uji coba di Turki dan Indonesia masing-masing melibatkan lebih dari 7.000 dan 1.600 relawan.
tulis komentar anda