Lloyd Austin, Veteran Perang Irak Calon Menhan Baru AS
Minggu, 27 Desember 2020 - 01:00 WIB
WASHINGTON - Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Joe Biden , beberapa waktu lalu menunjuk Lloyd Austin sebagai calon Menteri Pertahanan AS . Austin adalah seorang veteran di militer AS dan merupakan salah satu orang yang memimpin operasi militer AS di Irak.
Austin mencapai puncak karir militernya sebagai Komandan ke-12 Komando Pusat AS dari 22 Maret 2013 hingga 30 Maret 2016. Dalam kapasitas ini, ia bertanggung jawab atas strategi militer dan operasi gabungan di seluruh Timur Tengah dan Asia Tengah dan Selatan.
(Baca: Diam-diam, Pentagon Siapkan Skenario Jika Trump Berlakukan Darurat Militer )
Dia juga menjabat sebagai Komandan Pasukan Gabungan, mengawasi kampanye militer untuk mengalahkan organisasi teroris, ISIS di Irak dan Suriah.
Berasal dari Thomasville, Georgia, Austin mendaftar di Akademi Militer AS di West Point pada awal 1970an dan lulus pada tahun 1975 dengan tugas di bidang infanteri.
Selama hampir 41 tahun dinas militer, ia memimpin unit di setiap eselon, dengan tugas di Jerman, Panama, Irak, Afghanistan dan juga di dalam negeri. Dia pernah memimpin pasukan dalam pertempuran di level bintang 1-, 2-, 3- dan 4.
(Baca: Menhan Prabowo Perkuat Hubungan Bilateral RI-AS Lewat Kerja Sama Alutsista )
Melansir The American Academy of Diplomacy, setelah penugasan pertamanya dengan Angkatan Darat AS Eropa, Austin ditugaskan ke Divisi Lintas Udara ke-82 di Fort Bragg, di mana dia memimpin sebuah kompi dan bertugas sebagai asisten perwira operasi brigade.
Dari Juli 2001 hingga Juni 2003, dia menjabat sebagai Asisten Komandan Divisi untuk Manuver Divisi Infanteri ke-3, membantu memelopori invasi ke Irak pada Maret 2003. Di bawah kepemimpinannya, divisi tersebut melakukan manuver bersejarah dari Kuwait ke Baghdad dan merebut Baghdad dalam rekor 22 hari.
Austin mencapai puncak karir militernya sebagai Komandan ke-12 Komando Pusat AS dari 22 Maret 2013 hingga 30 Maret 2016. Dalam kapasitas ini, ia bertanggung jawab atas strategi militer dan operasi gabungan di seluruh Timur Tengah dan Asia Tengah dan Selatan.
(Baca: Diam-diam, Pentagon Siapkan Skenario Jika Trump Berlakukan Darurat Militer )
Dia juga menjabat sebagai Komandan Pasukan Gabungan, mengawasi kampanye militer untuk mengalahkan organisasi teroris, ISIS di Irak dan Suriah.
Berasal dari Thomasville, Georgia, Austin mendaftar di Akademi Militer AS di West Point pada awal 1970an dan lulus pada tahun 1975 dengan tugas di bidang infanteri.
Selama hampir 41 tahun dinas militer, ia memimpin unit di setiap eselon, dengan tugas di Jerman, Panama, Irak, Afghanistan dan juga di dalam negeri. Dia pernah memimpin pasukan dalam pertempuran di level bintang 1-, 2-, 3- dan 4.
(Baca: Menhan Prabowo Perkuat Hubungan Bilateral RI-AS Lewat Kerja Sama Alutsista )
Melansir The American Academy of Diplomacy, setelah penugasan pertamanya dengan Angkatan Darat AS Eropa, Austin ditugaskan ke Divisi Lintas Udara ke-82 di Fort Bragg, di mana dia memimpin sebuah kompi dan bertugas sebagai asisten perwira operasi brigade.
Dari Juli 2001 hingga Juni 2003, dia menjabat sebagai Asisten Komandan Divisi untuk Manuver Divisi Infanteri ke-3, membantu memelopori invasi ke Irak pada Maret 2003. Di bawah kepemimpinannya, divisi tersebut melakukan manuver bersejarah dari Kuwait ke Baghdad dan merebut Baghdad dalam rekor 22 hari.
tulis komentar anda