Media AS: Trump Frustrasi soal Pilpres AS, Wapres Pence Dicap Pengkhianat
Rabu, 23 Desember 2020 - 08:56 WIB
Axios sebelumnya melaporkan bahwa staf Gedung Putih semakin cemas atas percakapan intens Donald Trump dengan "orang gila atau ahli teori konspirasi" saat mendiskusikan cara untuk membatalkan hasil pilpres.
Trump menyatakan bahwa dia memenangkan pilpres 3 November, dengan mengklaim adanya kecurangan, perusakan surat suara, dan dugaan konspirasi di balik penggunaan sistem pemungutan suara Dominion. Tim kampanyenya telah mengajukan beberapa tuntutan hukum untuk membantah hasil pilpres yang menempatkan Biden sebagai pemenang di beberapa negara bagian medan pertempuran utama.
Jaksa Agung Texas, yang didukung oleh 17 negara bagian, juga mengajukan gugatan hukum besar untuk membatalkan kemenangan Biden di empat wilayah utama; Georgia, Pennsylvania, Michigan, dan Wisconsin. Mahkamah Agung, bagaimanapun, menolak gugatan tersebut.
Pada 14 Desember, Electoral College meresmikan kemenangan Joe Biden dengan 302 suara elektoral melawan 232 yang diterima oleh Trump. Namun, presiden tidak terburu-buru memberi selamat kepada rivalnya dari Partai Demokrat tersebut.
Lihat Juga: Donald Trump Diprediksi Tidak Deportasi Pangeran Harry demi Jaga Hubungan dengan Keluarga Kerajaan
Trump menyatakan bahwa dia memenangkan pilpres 3 November, dengan mengklaim adanya kecurangan, perusakan surat suara, dan dugaan konspirasi di balik penggunaan sistem pemungutan suara Dominion. Tim kampanyenya telah mengajukan beberapa tuntutan hukum untuk membantah hasil pilpres yang menempatkan Biden sebagai pemenang di beberapa negara bagian medan pertempuran utama.
Jaksa Agung Texas, yang didukung oleh 17 negara bagian, juga mengajukan gugatan hukum besar untuk membatalkan kemenangan Biden di empat wilayah utama; Georgia, Pennsylvania, Michigan, dan Wisconsin. Mahkamah Agung, bagaimanapun, menolak gugatan tersebut.
Pada 14 Desember, Electoral College meresmikan kemenangan Joe Biden dengan 302 suara elektoral melawan 232 yang diterima oleh Trump. Namun, presiden tidak terburu-buru memberi selamat kepada rivalnya dari Partai Demokrat tersebut.
Lihat Juga: Donald Trump Diprediksi Tidak Deportasi Pangeran Harry demi Jaga Hubungan dengan Keluarga Kerajaan
(min)
tulis komentar anda