Penumpang Meninggal karena COVID-19, Penerbangan United Airlines Kacau
Senin, 21 Desember 2020 - 08:00 WIB
LOS ANGELES - Sebuah penerbangan United Airlines di Amerika Serikat (AS) yang awalnya lancar berubah menjadi kacau ketika para penumpang di dalamnya panik. Kepanikan dipicu oleh seorang penumpang yang sekarat kemudian meninggal karena virus corona baru ( COVID-19 ).
Kejadian ini berlangsung 19 Desember 2020, namun baru terungkap baru-baru ini setelah seorang penumpang yang memberikan pertolongan angkat bicara. Penerbangan United Airlines itu terbang dari Orlando ke Los Angeles ketika seorang penumpang pria tiba-tiba sekarat dan menunjukkan gejala terinfeksi COVID-19. (Baca: Diplomat Jerman Datangi Markas FPI, Kemlu Indonesia Protes )
Penumpang yang akhirnya meninggal itu diduga kuat menyembunyikan gejala yang dialami sebelum naik pesawat. Belum jelas, apakah pihak bandara di Orlando telah melakukan tes COVID-19 atau tidak terhadap penumpang tersebut sebelum terbang.
Seorang penumpang menceritakan momen dramatis, di mana dia melompat dari kursinya di pesawat yang penuh sesak untuk membantu korban. Pesawat ini membawa sekitar 200 orang.
Tony Aldapa, yang merupakan seorang paramedis, mengatakan sejak memberikan pertolongan kepada korban, dia sendiri menderita gejala terinfeksi COVID-19 .
“Saya tahu risiko yang terlibat dalam melakukan CPR pada seseorang yang berpotensi memiliki COVID, tetapi saya tetap membuat pilihan untuk melakukannya,” tulis Aldapa di Twitter. (Baca: Tiga Roket Katyusha Hujani Kedutaan AS di Zona Hijau Irak )
“Mengetahui bahwa saya memiliki pengetahuan, pelatihan, dan pengalaman untuk membantu, saya tidak bisa duduk diam dan menyaksikan seseorang mati," katanya lagi.
Aldapa mengatakan dia dan dua orang lainnya melakukan CPR pada orang yang sakit tersebut selama hampir satu jam.
Mengutip laporan CBS Los Angeles,Senin (21/12/2020), dia dan penumpang lainnya pada dasarnya bekerja sama melakukan kompresi dada pada pria yang mulai gemetar sebelum kehilangan kesadaran dalam penerbangan.
Alih-alih siapa pun di pesawat memberikan napas bantuan mulut ke mulut, kantong oksigen yang dapat dikompres dipasang pada masker untuk mencoba membantu yang sekarat itu bernapas lagi.
Sementara itu, cuplikan video yang diambil dari dalam penerbangan yang penuh sesak menunjukkan penumpang panik saat drama itu berlangsung. (Baca juga: Kapal Induk China Mendekat, Taiwan Kerahkan 6 Kapal Perang dan 8 Pesawat )
Aldapa mengatakan dia berbicara dengan istri penumpang yang sekarat, yang mengakui bahwa suaminya dijadwalkan untuk menjalani tes COVID-19 di Los Angeles setelah kehilangan kemampuan perasa dan penciuman bau, meskipun pria itu dilaporkan memberi tahu maskapai sebelum naik bahwa dia tidak memiliki gejala terinfeksi COVID-19.
“Saya menghabiskan sisa penerbangan dengan keringat saya sendiri dan air seni orang itu,” tulis Aldapa.
Sekarang sebagian besar dari Anda tahu bahwa saya berada di penerbangan @united yang telah menjadi berita. Saya membuat keputusan untuk mencoba menyelamatkan nyawa penumpang dan bersama dengan dua orang lainnya melakukan CPR selama hampir satu jam sampai kami mendarat. Dan terus membantu petugas pemadam kebakaran saat mereka naik," lanjut Alldapa di Twitter.
Setelah pendaratan darurat di New Orleans, penumpang yang sakit dibawa ke rumah sakit, di mana dia meninggal beberapa saat kemudian.
Aldapa sejak itu jatuh sakit dengan gejala yang terkait virus corona SARS-Cov-2 penyebab COVID-19.
“Pada dasarnya saya hanya merasa seperti ditabrak kereta api,” katanya kepada CBS Los Angeles. "Saya batuk, seluruh tubuh saya masih sakit, saya sakit kepala."
United Airlines mengatakan awalnya hanya diberi tahu bahwa pria itu menderita serangan jantung dan sedang menunggu informasi lebih lanjut tentang kemungkinan kasus COVID-19 .
“Kami membagikan informasi yang diminta dengan (CDC) sehingga mereka dapat bekerja dengan pejabat kesehatan setempat untuk melakukan penjangkauan ke pelanggan mana pun yang menurut CDC mungkin berisiko untuk kemungkinan terpapar atau terinfeksi,” kata maskapai itu.
Kejadian ini berlangsung 19 Desember 2020, namun baru terungkap baru-baru ini setelah seorang penumpang yang memberikan pertolongan angkat bicara. Penerbangan United Airlines itu terbang dari Orlando ke Los Angeles ketika seorang penumpang pria tiba-tiba sekarat dan menunjukkan gejala terinfeksi COVID-19. (Baca: Diplomat Jerman Datangi Markas FPI, Kemlu Indonesia Protes )
Penumpang yang akhirnya meninggal itu diduga kuat menyembunyikan gejala yang dialami sebelum naik pesawat. Belum jelas, apakah pihak bandara di Orlando telah melakukan tes COVID-19 atau tidak terhadap penumpang tersebut sebelum terbang.
Seorang penumpang menceritakan momen dramatis, di mana dia melompat dari kursinya di pesawat yang penuh sesak untuk membantu korban. Pesawat ini membawa sekitar 200 orang.
Tony Aldapa, yang merupakan seorang paramedis, mengatakan sejak memberikan pertolongan kepada korban, dia sendiri menderita gejala terinfeksi COVID-19 .
“Saya tahu risiko yang terlibat dalam melakukan CPR pada seseorang yang berpotensi memiliki COVID, tetapi saya tetap membuat pilihan untuk melakukannya,” tulis Aldapa di Twitter. (Baca: Tiga Roket Katyusha Hujani Kedutaan AS di Zona Hijau Irak )
“Mengetahui bahwa saya memiliki pengetahuan, pelatihan, dan pengalaman untuk membantu, saya tidak bisa duduk diam dan menyaksikan seseorang mati," katanya lagi.
Aldapa mengatakan dia dan dua orang lainnya melakukan CPR pada orang yang sakit tersebut selama hampir satu jam.
Mengutip laporan CBS Los Angeles,Senin (21/12/2020), dia dan penumpang lainnya pada dasarnya bekerja sama melakukan kompresi dada pada pria yang mulai gemetar sebelum kehilangan kesadaran dalam penerbangan.
Alih-alih siapa pun di pesawat memberikan napas bantuan mulut ke mulut, kantong oksigen yang dapat dikompres dipasang pada masker untuk mencoba membantu yang sekarat itu bernapas lagi.
Sementara itu, cuplikan video yang diambil dari dalam penerbangan yang penuh sesak menunjukkan penumpang panik saat drama itu berlangsung. (Baca juga: Kapal Induk China Mendekat, Taiwan Kerahkan 6 Kapal Perang dan 8 Pesawat )
Aldapa mengatakan dia berbicara dengan istri penumpang yang sekarat, yang mengakui bahwa suaminya dijadwalkan untuk menjalani tes COVID-19 di Los Angeles setelah kehilangan kemampuan perasa dan penciuman bau, meskipun pria itu dilaporkan memberi tahu maskapai sebelum naik bahwa dia tidak memiliki gejala terinfeksi COVID-19.
“Saya menghabiskan sisa penerbangan dengan keringat saya sendiri dan air seni orang itu,” tulis Aldapa.
Sekarang sebagian besar dari Anda tahu bahwa saya berada di penerbangan @united yang telah menjadi berita. Saya membuat keputusan untuk mencoba menyelamatkan nyawa penumpang dan bersama dengan dua orang lainnya melakukan CPR selama hampir satu jam sampai kami mendarat. Dan terus membantu petugas pemadam kebakaran saat mereka naik," lanjut Alldapa di Twitter.
Setelah pendaratan darurat di New Orleans, penumpang yang sakit dibawa ke rumah sakit, di mana dia meninggal beberapa saat kemudian.
Aldapa sejak itu jatuh sakit dengan gejala yang terkait virus corona SARS-Cov-2 penyebab COVID-19.
“Pada dasarnya saya hanya merasa seperti ditabrak kereta api,” katanya kepada CBS Los Angeles. "Saya batuk, seluruh tubuh saya masih sakit, saya sakit kepala."
United Airlines mengatakan awalnya hanya diberi tahu bahwa pria itu menderita serangan jantung dan sedang menunggu informasi lebih lanjut tentang kemungkinan kasus COVID-19 .
“Kami membagikan informasi yang diminta dengan (CDC) sehingga mereka dapat bekerja dengan pejabat kesehatan setempat untuk melakukan penjangkauan ke pelanggan mana pun yang menurut CDC mungkin berisiko untuk kemungkinan terpapar atau terinfeksi,” kata maskapai itu.
(min)
tulis komentar anda