Putri Soleimani: Donald Trump Monster, Bukan Ayah Saya
Kamis, 17 Desember 2020 - 14:37 WIB
"Ayah saya menghancurkan rencana mereka (di Timur Tengah), tentu saja mereka akan senang jika mereka membunuhnya - dan mereka bangga,” katanya.
“Tentu saja bagi mereka ayahku adalah monster besar, tapi ayahku adalah penyelamat,” tegasnya seperti dikutip dari Russia Today, Kamis (17/12/2020).
Pembunuhan Soleimani, kata Zeinab, telah menjadi bumerang bagi Washington, karena hal itu mendorong lebih banyak orang untuk melawan AS.(Baca juga: Pompeo: AS Bunuh Soleimani untuk Tunjukan 'Garis Merah' pada Iran )
“Setelah membunuh ayah saya, Amerika mengira semuanya akan dihentikan, karena mereka membunuh Jenderal Soleimani, kekuatan Timur Tengah. Tapi mereka salah,” ucap Zeinab.
"Mereka salah besar dalam berpikir bahwa ini akan menjadi akhir dari Jenderal Soleimani, ini adalah permulaan," tegasnya.
Pembunuhan Soleimani tidak hanya memicu kemarahan Teheran, juga meninggalkan kerusakan besar dalam hubungan antara Washington dan Baghdad, memicu tuduhan bahwa AS mengkhianati sekutunya. Pembunuhan itu mendorong parlemen Irak untuk mengadopsi resolusi tidak mengikat yang mendesak penarikan penuh pasukan asing dari negara itu, sementara Iran melancarkan serangan rudal di beberapa fasilitas militer yang menampung pasukan Amerika.(Baca juga: Eks Pemimpin Irak Bantah Baghdad Restui Pembunuhan Soleimani )
Insiden itu juga memicu serangkaian serangan terhadap instalasi AS di seluruh negeri, termasuk kedutaan besarnya di Baghdad. Serangan tersebut, yang dikaitkan dengan pasukan paramiliter Irak pro-Iran, telah melanda Amerika dan pasukan koalisi lainnya selama berbulan-bulan. Pada akhirnya, menyebabkan penarikan pasukan asing dari berbagai lokasi di seluruh Irak.
“Tentu saja bagi mereka ayahku adalah monster besar, tapi ayahku adalah penyelamat,” tegasnya seperti dikutip dari Russia Today, Kamis (17/12/2020).
Pembunuhan Soleimani, kata Zeinab, telah menjadi bumerang bagi Washington, karena hal itu mendorong lebih banyak orang untuk melawan AS.(Baca juga: Pompeo: AS Bunuh Soleimani untuk Tunjukan 'Garis Merah' pada Iran )
“Setelah membunuh ayah saya, Amerika mengira semuanya akan dihentikan, karena mereka membunuh Jenderal Soleimani, kekuatan Timur Tengah. Tapi mereka salah,” ucap Zeinab.
"Mereka salah besar dalam berpikir bahwa ini akan menjadi akhir dari Jenderal Soleimani, ini adalah permulaan," tegasnya.
Pembunuhan Soleimani tidak hanya memicu kemarahan Teheran, juga meninggalkan kerusakan besar dalam hubungan antara Washington dan Baghdad, memicu tuduhan bahwa AS mengkhianati sekutunya. Pembunuhan itu mendorong parlemen Irak untuk mengadopsi resolusi tidak mengikat yang mendesak penarikan penuh pasukan asing dari negara itu, sementara Iran melancarkan serangan rudal di beberapa fasilitas militer yang menampung pasukan Amerika.(Baca juga: Eks Pemimpin Irak Bantah Baghdad Restui Pembunuhan Soleimani )
Insiden itu juga memicu serangkaian serangan terhadap instalasi AS di seluruh negeri, termasuk kedutaan besarnya di Baghdad. Serangan tersebut, yang dikaitkan dengan pasukan paramiliter Irak pro-Iran, telah melanda Amerika dan pasukan koalisi lainnya selama berbulan-bulan. Pada akhirnya, menyebabkan penarikan pasukan asing dari berbagai lokasi di seluruh Irak.
(ber)
Lihat Juga :
tulis komentar anda