Soal Seruan Boikot Produk di Indonesia, Ini Kata Menteri Prancis
Rabu, 16 Desember 2020 - 21:59 WIB
JAKARTA - Menteri Urusan Perdagangan Luar Negeri dan Investasi Prancis , Franck Riester angkat bicara mengenai adanya seruan boikot terhadap produk-produk Prancis di Indonesia. Dia mengatakan, seruan ini tidak adil dan masyarakat menyalahartikan apa yang disampaikan oleh Presiden Prancis, Emanuel Macron.
Riester mengatakan, semua pihak mulai dari presiden, hingga Duta Besar Prancis di setiap negara, termasuk Indonesia telah menjelaskan apa posisi Prancis mengenai Islam. Dia mengatakan, tidak ada keraguan bahwa Islam adalah salah satu agama yang diakui di Prancis.( )
"Negara lain, termasuk Indonesia juga berjuang melawan terorisme. Jadi, kami kami akan melanjutkan upaya melawan terorisme dan mempertahankan visi sekularisme kami," ungkapnya, saat melakukan konferensi pers di Institut Prancis Indonesia pada Rabu (16/12/2020).
"Kami melihat seruan boikot terhadap produk Prancis terus menurun dan itu adalah hal yang bagus, dan kami berharap di masa depan ini akan berakhir, karena ini tidak adil bagi Prancis, yang warganya bebas membeli yang mereka mau dan kami mencatat posisi pemerintah yang tidak mendukung boikot," tukasnya.
Seruan boikot produk hingga desakan menangguhkan hubungan diplomatik terjadi di Indonesia sebagai protes atas penerbitan karikatur Nabi Muhammad dan juga pernyataan Macron soal Islam. Di mana, Macron pernah mengatakan bahwa Islam adalah agama yang sedang berada dalam krisis.
Riester mengatakan, semua pihak mulai dari presiden, hingga Duta Besar Prancis di setiap negara, termasuk Indonesia telah menjelaskan apa posisi Prancis mengenai Islam. Dia mengatakan, tidak ada keraguan bahwa Islam adalah salah satu agama yang diakui di Prancis.( )
"Negara lain, termasuk Indonesia juga berjuang melawan terorisme. Jadi, kami kami akan melanjutkan upaya melawan terorisme dan mempertahankan visi sekularisme kami," ungkapnya, saat melakukan konferensi pers di Institut Prancis Indonesia pada Rabu (16/12/2020).
"Kami melihat seruan boikot terhadap produk Prancis terus menurun dan itu adalah hal yang bagus, dan kami berharap di masa depan ini akan berakhir, karena ini tidak adil bagi Prancis, yang warganya bebas membeli yang mereka mau dan kami mencatat posisi pemerintah yang tidak mendukung boikot," tukasnya.
Seruan boikot produk hingga desakan menangguhkan hubungan diplomatik terjadi di Indonesia sebagai protes atas penerbitan karikatur Nabi Muhammad dan juga pernyataan Macron soal Islam. Di mana, Macron pernah mengatakan bahwa Islam adalah agama yang sedang berada dalam krisis.
(esn)
tulis komentar anda