Putin Unjuk Kekuatan Triad Nuklir Rusia, Isyarat Siap Perang Nuklir
Jum'at, 11 Desember 2020 - 06:24 WIB
MOSKOW - Rusia meluncurkan rudal dari kapal selam, silo bawah tanah, dan pesawat dalam latihan strategis utama di bawah komando Presiden Vladimir Putin . Manuver hari Rabu yang menunjukkan triad nuklir secara lengkap ini menjadi isyarat bahwa Moskow siap untuk perang nuklir.
Video-video dari latihan perang itu telah dirilis militer Rusia hari Kamis (10/12/2020). Kementerian Pertahanan setempat mengatakan video-video dari peluncuran misil yang telah dibagikan menunjukkan rudal berkemampuan nuklir telah dikerahkan. Manuver-manuver misil tersebut termasuk uji peluncuran rudal balistik antarbenua dari kapal selam nuklir Karelia di Laut Barents. (Baca: Kapal China Umbar Tembakan saat Kapal Perang AS Masuk Laut China Selatan )
Rusia telah memperluas latihan militernya dalam beberapa tahun terakhir di tengah ketegangan dengan Barat. Hubungan kedua pihak telah merosot ke posisi terendah pasca-Perang Dingin setelah Rusia menganeksasi Semenanjung Crimea yang melepaskan diri dari Ukraina pada 2014.
Stasiun televisi Zevzda milika Kementerian Pertahanan juga menyiarkan peluncuran rudal antarbenua dari kosmodrom Plesetsk di wilayah Arkhangelsk.
Beberapa rudal jelajah jarak jauh juga ditembakkan dari pesawat pembom strategis Tu-160 dan Tu-95 dari lapangan udara Engels dan Ukrainka.
Rudal jelajah dilaporkan berhasil mencapai sasaran di tempat latihan Pemboy di Republik Komi. (Baca: PBB: Rudal Anti-Tank di Libya Mirip Rudal Dehlavieh Iran )
Rudal balistik dari Plesetsk dan Laut Barents mencapai sasaran di tempat latihan Kura di Kamchatka, di pantai Pasifik Rusia.
Kantor berita TASS melaporkan bahwa peluncuran dilanjutkan di bawah komando Putin.
"Pelatihan untuk mengelola pasukan ofensif strategis diadakan di bawah pengawasan panglima tertinggi," bunyi pernyataan dari Kementerian Pertahanan Rusia. "Tujuan pelatihan terpenuhi sepenuhnya."
Latihan perang ini terjadi kurang dari dua bulan sebelum perjanjian kontrol senjata New START antara Amerika Serikat (AS) dan Rusia berakhir pada awal Februari.
Moskow dan Washington telah membahas perpanjangan pakta tersebut, tetapi perbedaan tetap ada. (Baca juga: 153 Negara Desak Israel "Meninggalkan" Senjata Nuklir )
New START ditandatangani pada tahun 2010 oleh Presiden AS saat itu Barack Obama dan Presiden Rusia Dmitry Medvedev.
Perjanjian itu membatasi setiap negara tidak lebih dari 1.550 hulu ledak nuklir yang dikerahkan dan 700 rudal dan pembom yang dikerahkan, dan mengizinkan inspeksi di tempat untuk memverifikasi kepatuhan.
Setelah Moskow dan Washington menarik diri dari Perjanjian Intermediate-Range Nuclear Forces (INF) 1987 pada tahun lalu, New START adalah satu-satunya kesepakatan kendali senjata nuklir yang tersisa antara kedua negara yang masih berlaku.
Para pendukung kontrol senjata telah memperingatkan bahwa dengan matinya perjanjian New START, maka akan menghapus pemeriksaan apa pun pada pasukan nuklir AS dan Rusia, yang merupakan pukulan bagi stabilitas global.
Video-video dari latihan perang itu telah dirilis militer Rusia hari Kamis (10/12/2020). Kementerian Pertahanan setempat mengatakan video-video dari peluncuran misil yang telah dibagikan menunjukkan rudal berkemampuan nuklir telah dikerahkan. Manuver-manuver misil tersebut termasuk uji peluncuran rudal balistik antarbenua dari kapal selam nuklir Karelia di Laut Barents. (Baca: Kapal China Umbar Tembakan saat Kapal Perang AS Masuk Laut China Selatan )
Rusia telah memperluas latihan militernya dalam beberapa tahun terakhir di tengah ketegangan dengan Barat. Hubungan kedua pihak telah merosot ke posisi terendah pasca-Perang Dingin setelah Rusia menganeksasi Semenanjung Crimea yang melepaskan diri dari Ukraina pada 2014.
Stasiun televisi Zevzda milika Kementerian Pertahanan juga menyiarkan peluncuran rudal antarbenua dari kosmodrom Plesetsk di wilayah Arkhangelsk.
Beberapa rudal jelajah jarak jauh juga ditembakkan dari pesawat pembom strategis Tu-160 dan Tu-95 dari lapangan udara Engels dan Ukrainka.
Rudal jelajah dilaporkan berhasil mencapai sasaran di tempat latihan Pemboy di Republik Komi. (Baca: PBB: Rudal Anti-Tank di Libya Mirip Rudal Dehlavieh Iran )
Rudal balistik dari Plesetsk dan Laut Barents mencapai sasaran di tempat latihan Kura di Kamchatka, di pantai Pasifik Rusia.
Kantor berita TASS melaporkan bahwa peluncuran dilanjutkan di bawah komando Putin.
"Pelatihan untuk mengelola pasukan ofensif strategis diadakan di bawah pengawasan panglima tertinggi," bunyi pernyataan dari Kementerian Pertahanan Rusia. "Tujuan pelatihan terpenuhi sepenuhnya."
Latihan perang ini terjadi kurang dari dua bulan sebelum perjanjian kontrol senjata New START antara Amerika Serikat (AS) dan Rusia berakhir pada awal Februari.
Moskow dan Washington telah membahas perpanjangan pakta tersebut, tetapi perbedaan tetap ada. (Baca juga: 153 Negara Desak Israel "Meninggalkan" Senjata Nuklir )
New START ditandatangani pada tahun 2010 oleh Presiden AS saat itu Barack Obama dan Presiden Rusia Dmitry Medvedev.
Perjanjian itu membatasi setiap negara tidak lebih dari 1.550 hulu ledak nuklir yang dikerahkan dan 700 rudal dan pembom yang dikerahkan, dan mengizinkan inspeksi di tempat untuk memverifikasi kepatuhan.
Setelah Moskow dan Washington menarik diri dari Perjanjian Intermediate-Range Nuclear Forces (INF) 1987 pada tahun lalu, New START adalah satu-satunya kesepakatan kendali senjata nuklir yang tersisa antara kedua negara yang masih berlaku.
Para pendukung kontrol senjata telah memperingatkan bahwa dengan matinya perjanjian New START, maka akan menghapus pemeriksaan apa pun pada pasukan nuklir AS dan Rusia, yang merupakan pukulan bagi stabilitas global.
(min)
tulis komentar anda