Putra Presiden AS Terpilih Joe Biden Diinvestigasi dalam Kasus Pajak
Kamis, 10 Desember 2020 - 11:13 WIB
WASHINGTON - Putra Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih Joe Biden , Hunter Biden, menyatakan bahwa masalah pajaknya sedang dalam investigasi.
Investigasi itu dilakukan oleh kejaksaan federal di Delaware. Hunter Biden mengatakan dia menangani kasus itu "dengan sangat serius" tetapi yakin "tinjauan objektif" akan menunjukkan bahwa dia telah menangani urusannya "secara legal dan tepat".
Tim transisi Biden-Harris mengatakan presiden terpilih sangat bangga dengan putranya.
“Hunter telah berjuang melalui tantangan yang sulit, termasuk serangan pribadi yang keji dalam beberapa bulan terakhir, hanya untuk muncul lebih kuat," papar pernyataan tim transisi Biden. (Baca Juga: Diancam Veto Trump, Senat AS Dukung Penjualan Senjata pada UEA)
Hunter Biden mengatakan dia mengetahui penyelidikan itu pada Selasa. Dia tidak mengungkapkan rincian lebih lanjut. (Lihat Infografis: Pandemi Belum Reda, Tetap Prioritaskan Kepentingan Anak)
Pria berusia 50 tahun itu sering menjadi sasaran kritik Partai Republik selama kampanye pemilu 2020, dengan fokus pada urusan bisnisnya di Ukraina dan China ketika Joe Biden menjadi wakil presiden di pemerintahan Barack Obama. (Lihat Video: HRS Beri Pernyataan tentang Detik-Detik Penembakan Laskar FPI)
Desember lalu, Presiden Donald Trump dimakzulkan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang dikuasai Partai Demokrat karena dituduh menyalahgunakan kekuasaan untuk menekan Ukraina menyelidiki keluarga Biden.
Tapi Trump diselamatkan dari pemakzulan itu oleh Senat yang dikuasai Partai Republik pada Februari.
Investigasi baru dalam urusan pajak Hunter Biden datang saat ayahnya menyusun kabinetnya. “Jika kasus ini masih berlangsung saat Biden dilantik bulan depan, jaksa agung yang dipilihnya mungkin akan mengawasi penyelidikan tersebut,” ungkap laporan AP.
Kasus pajak Hunter Biden ini diselidiki saat Presiden AS Donald Trump menolak mengakui kekalahannya dalam pemilu presiden. Trump tampaknya ingin meninggalkan kasus itu sebagai warisan dari pemerintahannya yang akan segera berakhir.
Investigasi itu dilakukan oleh kejaksaan federal di Delaware. Hunter Biden mengatakan dia menangani kasus itu "dengan sangat serius" tetapi yakin "tinjauan objektif" akan menunjukkan bahwa dia telah menangani urusannya "secara legal dan tepat".
Tim transisi Biden-Harris mengatakan presiden terpilih sangat bangga dengan putranya.
“Hunter telah berjuang melalui tantangan yang sulit, termasuk serangan pribadi yang keji dalam beberapa bulan terakhir, hanya untuk muncul lebih kuat," papar pernyataan tim transisi Biden. (Baca Juga: Diancam Veto Trump, Senat AS Dukung Penjualan Senjata pada UEA)
Hunter Biden mengatakan dia mengetahui penyelidikan itu pada Selasa. Dia tidak mengungkapkan rincian lebih lanjut. (Lihat Infografis: Pandemi Belum Reda, Tetap Prioritaskan Kepentingan Anak)
Pria berusia 50 tahun itu sering menjadi sasaran kritik Partai Republik selama kampanye pemilu 2020, dengan fokus pada urusan bisnisnya di Ukraina dan China ketika Joe Biden menjadi wakil presiden di pemerintahan Barack Obama. (Lihat Video: HRS Beri Pernyataan tentang Detik-Detik Penembakan Laskar FPI)
Desember lalu, Presiden Donald Trump dimakzulkan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang dikuasai Partai Demokrat karena dituduh menyalahgunakan kekuasaan untuk menekan Ukraina menyelidiki keluarga Biden.
Tapi Trump diselamatkan dari pemakzulan itu oleh Senat yang dikuasai Partai Republik pada Februari.
Investigasi baru dalam urusan pajak Hunter Biden datang saat ayahnya menyusun kabinetnya. “Jika kasus ini masih berlangsung saat Biden dilantik bulan depan, jaksa agung yang dipilihnya mungkin akan mengawasi penyelidikan tersebut,” ungkap laporan AP.
Kasus pajak Hunter Biden ini diselidiki saat Presiden AS Donald Trump menolak mengakui kekalahannya dalam pemilu presiden. Trump tampaknya ingin meninggalkan kasus itu sebagai warisan dari pemerintahannya yang akan segera berakhir.
(sya)
tulis komentar anda