Turki Tegaskan Tidak akan Tunduk pada 'Ancaman' UE
Senin, 07 Desember 2020 - 21:19 WIB
ANKARA - Turki menegaskan tidak akan tunduk pada ancaman dalam perselisihannya dengan Yunani dan Siprus mengenai klaim maritim di Mediterania timur. Uni Eropa (UE) dilaporkan bersiap untuk menjatuhkan sanksi kepada Turki terkait sengketa tersebut.
Presiden Turki, Tayyip Erdogan mengatakan, meskipun pihaknya tidak akan menyerah, Ankara masih terbuka untuk negosiasi atas klaim yang bertentangan atas landas kontinen dan hak atas sumber daya energi potensial.
"Dalam masalah Mediterania timur, negara kami tidak pernah berpihak pada ketegangan, tetapi dengan perdamaian, kerja sama, keadilan, dan penerapan keadilan. Jalan menuju ini melalui negosiasi berdasarkan saling menghormati," kata Erdogan.
Erdogan, seperti dilansir Reuters pada Senin (7/12/2020), kemudian mengulangi seruan untuk konferensi yang melibatkan semua. aktor di wilayah tersebut. (Baca juga: Dituduh Coba Kudeta Erdogan, Pilot F-16 Turki Dihukum Penjara 648 Tahun )
Namun, dia menegaskan Turki tidak akan membiarkan "mentalitas bajak laut" yang ditunjukkan oleh negara lain, yang membatasi pada sebidang sempit perairan pantai. "Kami tidak akan tunduk pada ancaman dan pemerasan. Kami tidak akan mengizinkan ekspansionisme imperialis," katanya.
Para menteri UE sendiri dijadwalkan mengevaluasi dasar sanksi terhadap Turki pada hari ini. Lalu, pada tengah pekan, para pemimpin blok itu kemudian akan memutuskan apakah akan menepati ancaman mereka, setelah Turki mengirim kapal eksplorasi ke perairan yang diklaim oleh Yunani.
Seperti diketahui, Parlemen UE telah menyerukan sanksi terhadap Turki atas kunjungan Erdogan ke negara bagian Siprus Utara Turki yang memisahkan diri, yang hanya diakui oleh Ankara dan atas operasi Turki di Mediterania timur, yang disebut Brussel ilegal. ( Baca juga: Canda Ala Sufi: Kentut Bahasa Turki di Pesta Orang Kurdi )
Prancis memimpin dorongan di UE untuk memberikan sanksi kepada Turki. Para diplomat UE mengatakan tindakan apa pun kemungkinan akan menargetkan area ekonomi Turki yang terkait dengan eksplorasi hidrokarbon.
Presiden Turki, Tayyip Erdogan mengatakan, meskipun pihaknya tidak akan menyerah, Ankara masih terbuka untuk negosiasi atas klaim yang bertentangan atas landas kontinen dan hak atas sumber daya energi potensial.
"Dalam masalah Mediterania timur, negara kami tidak pernah berpihak pada ketegangan, tetapi dengan perdamaian, kerja sama, keadilan, dan penerapan keadilan. Jalan menuju ini melalui negosiasi berdasarkan saling menghormati," kata Erdogan.
Erdogan, seperti dilansir Reuters pada Senin (7/12/2020), kemudian mengulangi seruan untuk konferensi yang melibatkan semua. aktor di wilayah tersebut. (Baca juga: Dituduh Coba Kudeta Erdogan, Pilot F-16 Turki Dihukum Penjara 648 Tahun )
Namun, dia menegaskan Turki tidak akan membiarkan "mentalitas bajak laut" yang ditunjukkan oleh negara lain, yang membatasi pada sebidang sempit perairan pantai. "Kami tidak akan tunduk pada ancaman dan pemerasan. Kami tidak akan mengizinkan ekspansionisme imperialis," katanya.
Para menteri UE sendiri dijadwalkan mengevaluasi dasar sanksi terhadap Turki pada hari ini. Lalu, pada tengah pekan, para pemimpin blok itu kemudian akan memutuskan apakah akan menepati ancaman mereka, setelah Turki mengirim kapal eksplorasi ke perairan yang diklaim oleh Yunani.
Seperti diketahui, Parlemen UE telah menyerukan sanksi terhadap Turki atas kunjungan Erdogan ke negara bagian Siprus Utara Turki yang memisahkan diri, yang hanya diakui oleh Ankara dan atas operasi Turki di Mediterania timur, yang disebut Brussel ilegal. ( Baca juga: Canda Ala Sufi: Kentut Bahasa Turki di Pesta Orang Kurdi )
Prancis memimpin dorongan di UE untuk memberikan sanksi kepada Turki. Para diplomat UE mengatakan tindakan apa pun kemungkinan akan menargetkan area ekonomi Turki yang terkait dengan eksplorasi hidrokarbon.
(esn)
tulis komentar anda