Ilmuwan Nuklirnya Dibunuh, Iran Didesak Serang Haifa Israel
Senin, 30 November 2020 - 06:49 WIB
Haifa, di Laut Mediterania, telah diancam di masa lalu oleh Iran dan sekutunya; kelompok Hizbullah Lebanon.
Pada Februari 2016, pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah menyarankan untuk menyerang gudang amonium nitrat Haifa. Amonium nitrat adalahh bahan pupuk yang sangat mudah menguap yang memicu ledakan mematikan seperti di pelabuhan Beirut pada Agustus lalu yang menewaskan sedikitnya 192 orang dan melukai 6.500 lainnya.
Nasrallah mengatakan kemampuan menyerang fasilitas amonium nitrat itu seperti Hizbullah memiliki bom nuklir.
Pernyataan itu membuat pejabat Israel buru-buru membuat opsi memindahkan amonium nitrat dari jarak hantam.
Meskipun Kayhan adalah surat kabar yang peredarannya kecil di Iran, namun pemimpin redaksinya; Shariatmadari, ditunjuk oleh Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei dan telah digambarkan sebagai penasihatnya di masa lalu. (Baca juga: Ilmuwan Nuklir Iran Dibunuh, Teheran Sudah Jadi Jalan yang Disusuri Mossad? )
Ancaman Parlemen Iran
Parlemen Iran pada hari Minggu mengadakan sidang tertutup tentang pembunuhan Fakhrizadeh. Setelah itu, Ketua Parlemen Mohammad Baqer Ghalibaf mengatakan musuh Iran harus dibuat menyesal karena telah membunuhnya.
"Musuh kriminal tidak menyesal kecuali dengan reaksi yang keras," katanya kepada radio pemerintah Iran.
Analis membandingkan Fakhrizadeh dengan J Robert Oppenheimer, ilmuwan yang memimpin Manhattan Project AS dalam Perang Dunia Kedua yang mengembangkan bom atom.
Fakhrizadeh mengepalai apa yang disebut program Amad di Iran yang diduga Israel dan Barat sebagai operasi militer yang melihat kelayakan untuk membangun senjata nuklir.
Pada Februari 2016, pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah menyarankan untuk menyerang gudang amonium nitrat Haifa. Amonium nitrat adalahh bahan pupuk yang sangat mudah menguap yang memicu ledakan mematikan seperti di pelabuhan Beirut pada Agustus lalu yang menewaskan sedikitnya 192 orang dan melukai 6.500 lainnya.
Nasrallah mengatakan kemampuan menyerang fasilitas amonium nitrat itu seperti Hizbullah memiliki bom nuklir.
Pernyataan itu membuat pejabat Israel buru-buru membuat opsi memindahkan amonium nitrat dari jarak hantam.
Meskipun Kayhan adalah surat kabar yang peredarannya kecil di Iran, namun pemimpin redaksinya; Shariatmadari, ditunjuk oleh Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei dan telah digambarkan sebagai penasihatnya di masa lalu. (Baca juga: Ilmuwan Nuklir Iran Dibunuh, Teheran Sudah Jadi Jalan yang Disusuri Mossad? )
Ancaman Parlemen Iran
Parlemen Iran pada hari Minggu mengadakan sidang tertutup tentang pembunuhan Fakhrizadeh. Setelah itu, Ketua Parlemen Mohammad Baqer Ghalibaf mengatakan musuh Iran harus dibuat menyesal karena telah membunuhnya.
"Musuh kriminal tidak menyesal kecuali dengan reaksi yang keras," katanya kepada radio pemerintah Iran.
Analis membandingkan Fakhrizadeh dengan J Robert Oppenheimer, ilmuwan yang memimpin Manhattan Project AS dalam Perang Dunia Kedua yang mengembangkan bom atom.
Fakhrizadeh mengepalai apa yang disebut program Amad di Iran yang diduga Israel dan Barat sebagai operasi militer yang melihat kelayakan untuk membangun senjata nuklir.
tulis komentar anda