Cerpelai-cerpelai Mati ‘Bangkit Lagi’ dari Kuburan Massal di Denmark

Jum'at, 27 November 2020 - 16:31 WIB
Otoritas kesehatan dibantu tentara membuang bangkai cerpelai di kuburan massal di Denmark. Foto/REUTERS
COPENHAGEN - Cerpelai yang dibunuh untuk mencegah penyebaran virus corona di sejumlah peternakan di Denmark telah “bangkit lagi” dari kuburan massal pekan ini.

Kemunculan bangkai-bangkai cerpelai di permukaan tanah itu memicu kekhawatiran dari warga terkait dampaknya bagi kesehatan. Belum diketahui mengapa bangkai-bangkai itu bisa berada di permukaan tanah.

Denmark memerintahkan semua cerpelai yang dibudidayakan untuk dimusnahkan awal bulan ini setelah menemukan bahwa virus corona yang bermutasi, yang menginfeksi 12 orang, menunjukkan penurunan kepekaan terhadap antibodi.

Jika dibiarkan, hal itu berpotensi menurunkan kemanjuran vaksin apa pun untuk mengatasi pandemi Covid-19. (Baca Juga: Jutaan Cerpelai Dibantai, PM Denmark Menangis dan Minta Maaf)

“Kurang dari dua pekan setelah ribuan cerpelai dikubur di kawasan militer di barat Denmark, ratusan bangkai di antaranya telah muncul kembali dari tanah berpasir setelah mulai membusuk,” ungkap pernyataan Administrasi Makanan dan Hewan Denmark. (Lihat Infografis: Mengenal Iglesia Maradoniana, Agama untuk Puja Maradona)



“Cerpelai-cerpelai itu dikubur di dalam parit sedalam 2,5 meter dan ditutupi dengan tanah sekitar 2 meter,” papar otoritas Denmark. (Lihat Video: Rizieq Shihab Dirawat di RS Ummi, Bogor)

Menurut otoritas Denmark, “Kuburan massal untuk cerpelai itu dijaga 24 jam sehari untuk menjauhkan orang dan hewan dari kuburan sampai pagar dibangun.”

Pihak berwenang mengatakan tidak ada risiko kuburan massal cerpelai itu menyebarkan virus corona, tetapi warga mengeluhkan potensi risiko pencemaran air minum dan danau pemandian yang berjarak kurang dari 200 meter dari lokasi kuburan massal.

Beberapa anggota parlemen telah mengkritik pemusnahan yang tergesa-gesa itu. “Anggota parlemen menyerukan agar cerpelai mati itu digali dan dibawa ke tempat pembakaran sampah,” tulis laporan surat kabar Jyllands-Posten pada Jumat.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(sya)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More