Menteri Pakistan Hapus Tweet yang Samakan Macron dengan Nazi
Senin, 23 November 2020 - 06:55 WIB
ISLAMABAD - Seorang menteri Pakistan menghapus tweet-nya yang menyamakan Presiden Prancis Emmanuel Macron dengan Nazi. Tweet itu menyatakan Macron memperlakukan Muslim seperti Nazi memperlakukan orang Yahudi dalam Perang Dunia Kedua.
Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian telah menuntut pihak berwenang Pakistan untuk menarik komentar yang di-posting di Twitter oleh Menteri Federal untuk Hak Asasi Manusia Pakistan Shireen Mazari.
Dia mem-posting pernyataan itu setelah terjadi ketegangan antara Pakistan dan Prancis atas penerbitan kartun Nabi Muhammad oleh majalah Prancis, Charlie Hebdo. Kartun itu telah memicu kemarahan dan protes di dunia Muslim, khususnya di Pakistan. (Baca: Menteri Pakistan Samakan Kebijakan Macron dengan Nazi )
"Macron melakukan kepada Muslim apa yang dilakukan Nazi terhadap orang Yahudi—anak-anak Muslim akan mendapatkan nomor ID (anak-anak lain tidak akan) seperti orang Yahudi dipaksa untuk mengenakan bintang kuning di pakaian mereka untuk identifikasi," kata Mazari dalam sebuah tweet dengan menautkan artikel online terkait kebijakan tersebut.
Namun artikel itu diubah sebelumnya pada hari Minggu untuk mencerminkan fakta bahwa gagasan itu, jika diterapkan, akan diterapkan pada semua anak di Prancis dan tidak hanya untuk anak-anak Muslim.
Dalam tweet lanjutannya pada hari Minggu, Mazari awalnya menggandakan klaimnya menyusul kecaman oleh Kementerian Luar Negeri Prancis pada Sabtu malam, yang menggambarkan Prancis sebagai "kebohongan yang mencolok, dijiwai dengan ideologi kebencian dan kekerasan."
Kantor berita Reuters pada Senin (23/11/2020) melaporkan bahwa pada hari Minggu, Mazari men-tweet; "Artikel yang saya kutip telah dikoreksi oleh publikasi yang relevan, saya juga telah menghapus tweet saya yang sama."
Dia mengatakan dia telah diberitahu tentang koreksi itu oleh duta besar Prancis untuk Pakistan. (Baca: Prancis Kecam Pernyataan Menteri Pakistan yang Samakan Macron dengan Nazi )
Menteri Luar Negeri Jean-Yves Le Drian mengatakan kepada radio RTL bahwa komentar menteri Pakistan tersebut tidak dapat diterima dan harus ditarik dari Twitter. Namun, dia tetap berhati-hati karena beberapa media telah dimanfaatkan dan sejak itu mengklarifikasi artikelnya.
Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian telah menuntut pihak berwenang Pakistan untuk menarik komentar yang di-posting di Twitter oleh Menteri Federal untuk Hak Asasi Manusia Pakistan Shireen Mazari.
Dia mem-posting pernyataan itu setelah terjadi ketegangan antara Pakistan dan Prancis atas penerbitan kartun Nabi Muhammad oleh majalah Prancis, Charlie Hebdo. Kartun itu telah memicu kemarahan dan protes di dunia Muslim, khususnya di Pakistan. (Baca: Menteri Pakistan Samakan Kebijakan Macron dengan Nazi )
"Macron melakukan kepada Muslim apa yang dilakukan Nazi terhadap orang Yahudi—anak-anak Muslim akan mendapatkan nomor ID (anak-anak lain tidak akan) seperti orang Yahudi dipaksa untuk mengenakan bintang kuning di pakaian mereka untuk identifikasi," kata Mazari dalam sebuah tweet dengan menautkan artikel online terkait kebijakan tersebut.
Namun artikel itu diubah sebelumnya pada hari Minggu untuk mencerminkan fakta bahwa gagasan itu, jika diterapkan, akan diterapkan pada semua anak di Prancis dan tidak hanya untuk anak-anak Muslim.
Dalam tweet lanjutannya pada hari Minggu, Mazari awalnya menggandakan klaimnya menyusul kecaman oleh Kementerian Luar Negeri Prancis pada Sabtu malam, yang menggambarkan Prancis sebagai "kebohongan yang mencolok, dijiwai dengan ideologi kebencian dan kekerasan."
Kantor berita Reuters pada Senin (23/11/2020) melaporkan bahwa pada hari Minggu, Mazari men-tweet; "Artikel yang saya kutip telah dikoreksi oleh publikasi yang relevan, saya juga telah menghapus tweet saya yang sama."
Dia mengatakan dia telah diberitahu tentang koreksi itu oleh duta besar Prancis untuk Pakistan. (Baca: Prancis Kecam Pernyataan Menteri Pakistan yang Samakan Macron dengan Nazi )
Menteri Luar Negeri Jean-Yves Le Drian mengatakan kepada radio RTL bahwa komentar menteri Pakistan tersebut tidak dapat diterima dan harus ditarik dari Twitter. Namun, dia tetap berhati-hati karena beberapa media telah dimanfaatkan dan sejak itu mengklarifikasi artikelnya.
tulis komentar anda