Erdogan Bilang Turki Mampu Atasi Konsekuensi Embargo Senjata

Jum'at, 13 November 2020 - 16:17 WIB
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Foto/The Independent
ANKARA - Turki telah membuat pencapaian signifikan dalam mengembangkan industri pertahanannya dan mampu mengatasi konsekuensi embargo senjata. Hal itu disampaikan Presiden Recep Tayyip Erdogan.

Erdogan mengatakan bahwa negaranya tidak membeli senjata yang mampu diproduksi sendiri.

“Tahun 2002, kami menyelesaikan 62 proyek pertahanan; hari ini, angka ini telah mencapai 700. Kami telah meningkatkan anggaran proyek-proyek pertahanan kami dari USD5,5 menjadi USD60 miliar," katanya pada Kamis malam, seperti dikutip Sputniknews, Jumat (13/11/2020).



"Tujuh perusahaan Turki masuk dalam daftar perusahaan pertahanan terbesar di dunia. Turki mampu mengatasi semua kesulitan yang ditimbulkan oleh pemasok asing; embargo mereka yang tersembunyi dan terbuka," lanjut Erdogan. (Baca: Trump Pecat Bos Pentagon, Persiapan Kudeta Militer terhadap Erdogan? )

Dia menekankan bahwa Turki berhasil meluncurkan produksi kamera untuk drone setelah Kanada memberlakukan embargo senjata terhadap Ankara atas keterlibatannya dalam konflik di Nagorno-Karabakh.

Bulan lalu, Amerika Serikat memperingatkan Turki bahwa akan ada "konsekuensi serius" untuk "hubungan keamanan" antara AS dan Turki jika Ankara terus melanjutkan aktivitas pengujiannya terhadap sistem pertahanan rudal S-400 buatan Rusia.

Pada 2019, Washington mengeluarkan Ankara dari program jet tempur siluman F-35 setelah Turki memutuskan untuk membeli sistem pertahanan rudal S-400. Pembelian itu ditandai dengan pendandatangan kontrak senilai USD2,5 miliar antara Turki dengan Rusia pada 2017, yang berakibat pada penurunan tajam dalam hubungan AS-Turki. (Baca juga: Biden Presiden Terpilih AS: Raja Salman, Putin hingga Erdogan Bungkam )

AS juga memperingatkan bahwa pengerahan S-400 oleh Turki akan menghancurkan, tidak hanya untuk program F-35, tapi juga berpotensi merusak interoperabilitas Turki dengan NATO. Alasannya, S-400 secara khusus dirancang untuk menembak jatuh pesawat seperti F-35.

Washington telah menentang kesepakatan Ankara-Moskow. AS menuntut agar Turki membuang S-400 dan membeli sistem rudal Patriot AS sebagai gantinya. Namun, Ankara dan Moskow sama-sama melanjutkan negosiasi pengiriman tambahan perangkat S-400.

Negaranya Erdogan itu telah menerima 36 unit tembakan S-400 dan lebih dari 192 rudal dan baru-baru ini menyatakan minat untuk membeli lebih banyak.
(min)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More