Setahun di Pengasingan, Evo Morales Kembali ke Bolivia
Selasa, 10 November 2020 - 14:56 WIB
LA PAZ - Mantan Presiden Bolivia Evo Morales kembali ke negara itu pada Senin setelah menghabiskan waktu hampir satu tahun di pengasingan di Argentina.
Morales, yang memerintah Bolivia selama hampir 14 tahun, melarikan diri pada 11 November 2019, di tengah tuduhan kecurangan pemilu. Dia membantah tuduhan itu dan menyatakan dirinya sebagai pemenang pemungutan suara pada Oktober 2019, tetapi akhirnya dipaksa mundur sebelum meninggalkan negara itu.
Setelah sempat singgah sebentar di Meksiko, Morales telah tinggal di Buenos Aires sejak Desember 2019.
Dia memutuskan untuk kembali ke Bolivia setelah sesama Sosialis Luis Arce memenangkan pemilihan presiden Bolivia pada bulan Oktober. Arce dilantik sebagai presiden baru Bolivia pada hari Minggu kemarin.
Arce, yang dipilih sendiri oleh Morales sebagai penggantinya, sebelumnya menjabat sebagai menteri keuangan Bolivia.(Baca juga: Dampak Pandemi Corona, Bolivia Tunda Pemilihan Presiden )
"Ketika saya pergi, saya berkata: 'Kami akan kembali, dan kami akan menjadi jutaan.' Sekarang kami kembali dan kami jutaan," kata Morales setelah berjalan melintasi jembatan yang menghubungkan Bolivia dan Argentina di Villazon, Bolivia, didampingi oleh Presiden Argentina Alberto Fernandez seperti dilansir dari CNN, Selasa (10/11/2020).
Pemerintah sementara Bolivia, yang mengambil alih kekuasaan setelah Morales meninggalkan negara itu, menuduh mantan presiden itu dengan tuduhan penghasutan dan terorisme. Namun dakwaan itu dibatalkan pada Oktober 2020.
Morales sebelumnya telah mengumumkan niatnya untuk kembali ke wilayah asalnya di Chapare di Bolivia Tengah. Dia berencana untuk tiba di sana pada hari Rabu, tepat 365 hari setelah dia meninggalkan negara itu.
Morales, yang merupakan presiden pribumi pertama negara itu, memimpin Bolivia selama hampir 14 tahun. Dia mendapatkan kredit setelah berhasil memangkas kemiskinan dan mengawasi pertumbuhan ekonomi yang cepat, tetapi popularitasnya menurun di tengah tuduhan kecurangan pemilu.
Bolivia dilanda pandemi virus Corona yang parah. Perekonomian negara itu juga tengah berjuang di tengah keterpurukan. Pengangguran telah melonjak sejak pandemi dimulai, dan Dana Moneter Internasional memperkirakan penurunan PDB hampir 8% pada tahun ini.(Baca juga: Covid-19 di Bolivia: Lebih dari 400 Mayat Tergeletak di Jalan dan Rumah )
Morales, yang memerintah Bolivia selama hampir 14 tahun, melarikan diri pada 11 November 2019, di tengah tuduhan kecurangan pemilu. Dia membantah tuduhan itu dan menyatakan dirinya sebagai pemenang pemungutan suara pada Oktober 2019, tetapi akhirnya dipaksa mundur sebelum meninggalkan negara itu.
Setelah sempat singgah sebentar di Meksiko, Morales telah tinggal di Buenos Aires sejak Desember 2019.
Dia memutuskan untuk kembali ke Bolivia setelah sesama Sosialis Luis Arce memenangkan pemilihan presiden Bolivia pada bulan Oktober. Arce dilantik sebagai presiden baru Bolivia pada hari Minggu kemarin.
Arce, yang dipilih sendiri oleh Morales sebagai penggantinya, sebelumnya menjabat sebagai menteri keuangan Bolivia.(Baca juga: Dampak Pandemi Corona, Bolivia Tunda Pemilihan Presiden )
"Ketika saya pergi, saya berkata: 'Kami akan kembali, dan kami akan menjadi jutaan.' Sekarang kami kembali dan kami jutaan," kata Morales setelah berjalan melintasi jembatan yang menghubungkan Bolivia dan Argentina di Villazon, Bolivia, didampingi oleh Presiden Argentina Alberto Fernandez seperti dilansir dari CNN, Selasa (10/11/2020).
Pemerintah sementara Bolivia, yang mengambil alih kekuasaan setelah Morales meninggalkan negara itu, menuduh mantan presiden itu dengan tuduhan penghasutan dan terorisme. Namun dakwaan itu dibatalkan pada Oktober 2020.
Morales sebelumnya telah mengumumkan niatnya untuk kembali ke wilayah asalnya di Chapare di Bolivia Tengah. Dia berencana untuk tiba di sana pada hari Rabu, tepat 365 hari setelah dia meninggalkan negara itu.
Morales, yang merupakan presiden pribumi pertama negara itu, memimpin Bolivia selama hampir 14 tahun. Dia mendapatkan kredit setelah berhasil memangkas kemiskinan dan mengawasi pertumbuhan ekonomi yang cepat, tetapi popularitasnya menurun di tengah tuduhan kecurangan pemilu.
Bolivia dilanda pandemi virus Corona yang parah. Perekonomian negara itu juga tengah berjuang di tengah keterpurukan. Pengangguran telah melonjak sejak pandemi dimulai, dan Dana Moneter Internasional memperkirakan penurunan PDB hampir 8% pada tahun ini.(Baca juga: Covid-19 di Bolivia: Lebih dari 400 Mayat Tergeletak di Jalan dan Rumah )
(ber)
tulis komentar anda